Suara.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyebut bahwa vaksinasi COVID-19 dosis lengkap atau vaksin dua kali sudah tidak relevan lagi jika dikaitkan dengan riset yang ada saat ini. Disebutkan bahwa pencegahan maksimal terhadap penyakit COVID-19 adalah dengan tiga dosis vaksinasi. Apakah itu artinya booster menjadi hal yang wajib dilakukan?
Banyak pasien virus corona Covid-19 yang masih mengalami gejala setiap harinya setelah pulih, seperti kelelahan dan nyeri tubuh. Kondisi ini dikenal dengan istilah Long Covid-19. Menurut penelitian, risiko seseorang mengalami gejala virus corona Covid-19 berkepanjangan atau Long Covid-19 tidak terkait dengan seberapa parah seseorang terinfeksi virus corona. Lalu, apa penyebabnya?
Selengkapnya, baca lewat tautan di bawah ini, ya!
1. Vaksin Dua Kali Kini Sudah Tak Relevan untuk Cegah COVID-19
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman vaksinasi COVID-19 dosis lengkap dengan dua kali suntikan sudah tidak relevan lagi jika dikaitkan dengan riset yang ada saat ini.
Dicky dalam diskusi daring bertajuk Menangkal Gelombang Ketiga COVID-19 di Indonesia yang diselenggarakan Media Indonesia dan dipantau Antara di Jakarta, Senin (22/11/2021) mengatakan bahwa pencegahan maksimal terhadap penyakit COVID-19 adalah dengan tiga dosis vaksinasi.
2. Penyebabnya Tak Jelas, Ini 16 Gejala Long Covid-19 yang Harus Diwaspadai!
Banyak pasien virus corona Covid-19 yang masih mengalami gejala melemahkan setiap harinya setelah pulih, seperti kelelahan dan nyeri tubuh. Kondisi ini dikenal dengan istilah Long Covid-19.
Baca Juga: Zona Merah Rabies di Jembrana Bali, Kasus Gigitan Anjing Tinggi
Menurut penelitian, risiko seseorang mengalami gejala virus corona Covid-19 berkepanjangan atau Long Covid-19 tidak terkait dengan seberapa parah seseorang terinfeksi virus corona.
3. Dokter Tirta Bantah Micin Bikin Bodoh: Sama Kayak Ingin BAB Disuruh Pegang Batu
Viral praktisi kesehatan, Dokter Tirta Mandira Hudi atau yang akrab disapa dr. Tirta, dengan tegas membantah anggapan monosodium glutamate (MSG) alias micin bikin bodoh.
Bahkan, secara frontal, dr. Tirta menyandingkan anggapan micin bikin bodoh, selaiknya saat ingin buang air besar tapi diminta menggengam batu. Padahal keduanya tidak berhubungan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru