Suara.com - Belakangan sebuah video viral di TikTok dan Twitter, menunjukkan suatu tempat di kawasan Jakarta yang memfasilitasi seseorang menghancurkan barang untuk melepas stres maupun kemarahan.
Dengan tarif mulai dari Rp 100 ribu per orang selama 20 menit, disediakan ruang privat lengkap dengan pelindung badan serta berbagai benda yang bisa dihancurkan.
Sebenarnya, fasilitas seperti ini bukanlah ide yang baru. Di luar negeri dikenal dengan nama anger room (ruang kemarahan).
Namun demikian, benarkah menghancurkan barang bisa membantu untuk penyembuhan batin alias 'healing' dari stres maupun marah?
Menghancurkan barang mungkin nampak menyenangkan, tetapi melakukannya mungkin tidak membantu Anda mengatasi kemarahan dengan cara yang sehat.
Dilansir dari Cleveland Clinic, mengekspresikan kemarahan itu perlu sebab kemarahan yang ditekan dapat menghasilkan segala macam masalah.
Kata psikolog klinis Scott Bea, PsyD, kemarahan yang dipendam dapat berkontribusi pada gejala fisiologis atau gejala psikologis seperti kecemasan.
Namun di sisi lain, cara seseorang mengelola kemarahan itu penting. Melepaskan perasaan marah dengan menghancurkan barang kemungkinan besar tidak membuat banyak perbedaan dalam jangka panjang.
"Mungkin ada pelepasan emosi yang terpendam pada saat-saat itu, tapi saya pikir itu mungkin berumur pendek," kata Scott. Menghancurkan hal-hal mungkin memberi Anda kelegaan jangka pendek, tetapi itu tidak akan banyak membantu Anda memecahkan masalah kemarahan kronis, jelasnya.
Baca Juga: Teknik Pernapasan Dalam Dapat Meredakan Kecemasan, Stres, hingga Nyeri Kronis
Ruang kemarahan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga dapat menimbulkan bahaya bagi sebagian orang.
Ruang kemarahan kemungkinan hanya akan memperkuat cara-cara negatif untuk mengatasi emosi, kata Dr. Bea.
"Tantangan yang jauh lebih besar adalah mempelajari cara yang lebih tepat untuk memperhatikan dan mengekspresikan kemarahan. Penting bagi orang-orang untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan mempelajari berbagai cara untuk bereaksi," jelasnya.
Sehingga, menghancurkan barang di ruang kemarahan mungkin dapat mengusir perasaan buruk untuk sementara, tapi tidak mengatasi penyebab utama kemarahan. Di sisi lain, juga tidak membantu orang belajar cara yang lebih sehat untuk mengelola emosi mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!