Suara.com - Ada beberapa orang yang mudah membantuk bekas luka atau jaringan parut, ada juga yang tidak. Sejumlah penelitian menunjukkan mudahnya memiliki bekas luka berarti menunjukkan kondisi tertentu.
"Bekas luka lebih mudah berkaitan dengan genetika Anda daripada dengan kesehatan. Beberapa orang mudah terluka dan yang lainnya tidak," jelas dokter kulit Suzanne Friedler, MD.
Selain itu, ada beberapa bagian di tubuh yang lebih mudah menimbulkan bekas luka dibanding bagian lainnya.
Berdasarkan Romper, berikut alasan kulit beberapa orang mudah timbul bekas luka:
1. Memiliki genetik tertentu
Genetik sangat berpengaruh dalam mudahnya seseorang mendapat bekas luka.
"Ada bukti kuat komponen genetik tertentu yang membuat bekas luka menonjol, seperti keloid dan bekas luka hipertrofik," ujar dokter kulit Rachel Maiman, MD, FAAD.
Kecenderungan mudahnya muncul jaringan parut juga memengaruhi anak kembar dengan cara yang sama. Apabila salah satu anak lututnya tergores saat masih kecil, kemungkinan yang lainnya juga memiliki bekas luka yang sama.
2. Mengalami peradangan kronis
Baca Juga: Sekujur Tubuh Luka Akibat Diamuk Anggota Pemuda Pancasila, Kondisi Terkini AKBP Karosekali
Dalam makalah tahun 2017 yang terbit di International Journal of Molecular Sciences, peneliti berpendapat bahwa dua jenisbekas kulit, yakni keloid dan bekas luka hipertrofik, dapat disebabkan oleh peradangan kronis di lapisan bawah sel kulit.
Bekas luka keloid dan hipertrofik yang muncul di atas permukaan kulit sering kali lebih terlihat daripada jenis bekas luka lainnya.
“Ada banyak data yang menunjukkan bahwa kekuatan respons inflamasi di awal proses penyembuhan berkorelasi langsung dengan jumlah jaringan parut yang pada akhirnya akan terbentuk,” kata Maiman.
3. Kekurangan vitamin E
Salah satu kekurangan vitamin E adalah peningkatan jaringan parut. Tetapi, kekurangan vitamin ini sebenarnya sangat jarang terjadi.
Maiman mengatakan kekurangan vitamin E biasanya terjadi pada orang dengan kondisi bawaan atau yang memiliki masalah dalam kemampuannya menyerap vitamin, seperti cystic fibrosis, sindrom usus pendek, atau obstruksi saluran empedu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien