Suara.com - Hampir seluruh wilayah Indonesia memasuki musim hujan saat ini. Perlindungan terhadap dua penyakit infeksi, yakni influensa dan COVID-19, perlu ditingkatkan dengan vaksinasi.
Lalu, mana yang perlu didahulukan? Vaksin influenza atau vaksin COVID-19?
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Bogor dr. Erwanto Winulyo, masyarakat untuk mendahulukan vaksinasi COVID-19 dari vaksinasi influenza, terutama bagi masyarakat yang hendak berpergian setelah beberapa batas negara dibuka.
"Utamakan vaksin yang wajib karena ini bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk membentuk imunitas kelompok. Dengan kita vaksinasi, kita juga melindungi kelompok orang yang tidak bisa divaksin saat kekebalan kelompok tercipta," kata Erwanto mengutip ANTARA.
Vaksinasi merupakan salah satu cara agar pandemi bisa terkendali, di samping tracing, testing, dan perawatan pasien.
Meskipun harus mengutamakan vaksin COVID-19, menurut Erwanto vaksinasi influenza tetap bisa dilakukan selama tidak pada hari yang sama dengan vaksinasi COVID-19.
"Sampai saat ini rekomendasi kami jangan bersamaan saja karena nanti akan sulit mendeteksi efek sampingnya dari mana. Boleh sebelum vaksin COVID-19 atau setelah suntik pertama," imbuhnya.
Apabila antara suntik dosis pertama vaksin COVID-19 dengan suntikan kedua berjarak cukup lama, menurutnya vaksin influenza bisa dilakukan di tengah-tengahnya.
Saat ini vaksin influenza sebetulnya telah disuntikkan bersamaan dengan vaksin lain seperti untuk meningitis dan pneumonia bagi masyarakat yang hendak berangkat haji dan umrah. Namun hal itu dilakukan karena ketiga vaksin tersebut telah dapat diidentifikasi efek sampingnya.
Baca Juga: Bus Vaksinasi Polres Muara Enim Terbakar, Ratusan Dosis Vaksin COVID-19 Hangus
Sebaiknya masyarakat memang mendahulukan vaksin COVID-19 lengkap sebelum melakukan vaksinasi influenza. Jarak waktunya pun disarankan sekitar 4 minggu.
"Dianjurkan untuk diberi jeda waktu 4 minggu atau sebulan. Jadi kalau misalnya jarak dosis pertama dan kedua COVID-19 itu 28 hari, selesaikan dulu, baru kemudian empat minggu kemudian suntik vaksin influensa karena data vaksin COVID-19 yang masuk masih dikumpulkan," ucapnya.
Ia pun menganjurkan jenis vaksin COVID-19 dan influenza yang diolah dari virus mati. Vaksin ini biasanya diinjeksi melalui jarum suntik ke tubuh manusia.
"Kalau vaksin dari virus hidup, biasanya disemprot ke hidung, tapi ini tidak ada di Indonesia, karena jenis ini efektivitasnya kurang baik," ucapnya.
Berita Terkait
-
Musim Hujan Tiba Lebih Awal, BMKG Ungkap Transisi Musim Indonesia Oktober 2025-2026
-
BMKG Beri Peringatan Dini, Hujan Deras dan Angin Kencang di Sejumlah Wilayah
-
Persiapan Musim Hujan: Jangan Lupa Barang-Barang Penting Ini
-
Naysila Mirdad Dirawat Akibat Influenza B, Sebut Lebih Parah dari Covid-19
-
Cara Mengatasi Atap Bocor di Musim Hujan, Jangan Buru-Buru Panggil Tukang
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?