Suara.com - Putra kedua Raffi Ahmad dan Nagita Slavina akhirnya lahir ke dunia kemarin, Jumat (26/11/2021), di Rumah Sakit Bunda Jakarta melalui proses persalinan Caesar.
Dalam siaran langsung di akun TikTok keduanya, Gigi, sapaan akrabnya, terlihat keluar dari ruang operasi menggunakan kursi roda. Hal ini pun menjadi sorotan, karena tak seperti ibu lainnya, proses pemulihan perempuan berusia 33 tahum memang dikatakan lebih singkat.
Terkait hal tersebut, dr. Ivan Sini, Sp.OG, dokter kandungan yang menangani persalinan Nagita Slavina mengungkap bahwa aktris tersebut memang menggunakan metode yang dinamakan Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS) yang dikenal juga sebagai fast track surgery.
"Itu namanya ERACS protocol. Early recovery after caesarean section," ungkapnya.
Lebih lanjut, Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, dr. Dian Citra Resmi, Sp.An yang juga menangani persalinan Gigi menjelaskan pada Suara.com bahwa ERACS memiliki kelebihan dibandingkan operasi caesar biasa.
Antara lain ialah pemulihan pasca operasi yang lebih cepat, mempersingkat lama perawatan di rumah sakit, hingga mempermudah ibu dalam menjalani proses menyusui dan perawatan bayi.
Perbedaan ERACS dengan operasi caesar biasa
Lebih lanjut, dr. Dian menjelaskan jika ada tiga hal utama yang membedakan ERACS dengan operasi caesar biasa. Pertama pada preoperasi, kalau ERACS, 2 jam sebelum operasi pasien dianjurkan minum air bening yang mengandung glukosa.
Selain itu adalah durante operasi, di mana obat anestesi yang dipakai dosisnya berbeda dengan operasi caesar biasa, atau lebih direndahkan. Meski begitu ini tetap memberikan efek analgetik yang maksimal.
Terakhir adalah pada pasca operasi, di mana pasien justru dianjurkan untuk mobilisasi dan makan minum sedini mungkin.
Baca Juga: Mama Rieta Minta Nagita Slavina dan Raffi Ahmad Punya Banyak Anak
"Sementara yang caesar biasa, preoperasi, pasien harus full puasa 6 jam, durante operasi menggunakan dosis obat anest yang bisa saja berbeda dari satu pasien dengan pasien lain, serta pasca operasi di mana pasien wajib bedrest 24 jam dan makan minum menunggu buang angin," ungkapnya.
Namun, ia juga menekankan tidak semua ibu hamil bisa melahirkan dengan metode satu ini, karena semua pasien hamil yang mau menggunakan ERACS protocol harus alam kondisi optimal.
"Pasien hipertensi yang tidak terkontrol atau diabetes tidak terkontrol, hingga penyakit jantung tidak disarankan," tambah dia.
Sebagai salah satu tim dokter yang turut menangani Gigi dalam proses persalinannya, dr. Dian mengatakan jika ibu dari Rafathar Malik Ahmad tersebut mengikuti semua protokol ERACS dengan baik, sehingga terasa nyaman.
"Tapi, seperti mami-mami kebanyakan yang akan melakukan operasi, kecemasannya tinggi. Jadi Mbak gigi agak kurang tidur," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
Terkini
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat