Suara.com - Makan sendirian mungkin bukanlah hal asing bagi banyak orang. Tapi tahukah Anda? sebuah studi baru-baru ini menyoroti bagaimana makan sendirian dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jantung bagi wanita dewasa.
Para peneliti menemukan bahwa makan sendirian dapat meningkatkan risiko kesehatan jantung menurut sebuah penelitian di jurnal Menopause.
Dilansir dari Very Well Fit, para peneliti mengamati 590 wanita di atas usia 65 tahun dan menugaskan mereka ke dalam kelompok makan sendiri atau kelompok makan bersama orang lain, berdasarkan apakah mereka secara teratur makan sendiri atau bersama orang lain.
Hasilnya, mereka menemukan wanita yang makan sendirian 2,58 kali lebih mungkin mengalami angina, gejala penyakit arteri koroner yang melibatkan berkurangnya aliran darah ke jantung.
Peneliti juga menemukan bahwa para peserta cenderung kurang sadar akan label nutrisi dan makan lebih sedikit kalori, serat, natrium, kalium, dan karbohidrat.
Para peneliti mencatat bahwa menciptakan ikatan sosial yang bermakna bagi wanita yang lebih tua mungkin merupakan cara untuk meningkatkan asupan nutrisi serta kesehatan mereka secara keseluruhan.
Diketahui, dua faktor utama dalam studi tersebut tampaknya adalah asupan kalori yang lebih rendah di antara wanita yang makan sendirian, dan risiko kesepian yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan gejala depresi.
Depresi dan kesehatan jantung sering dikaitkan, sehingga sangat membantu untuk mengatasi keduanya bersama-sama, menurut Robert Greenfield, MD, salah satu pendiri California Heart Associates.
Kebiasaan seperti olahraga teratur dan berhenti merokok bisa membantu. Namun menurut Dr. Greenfield, salah satu hal yang paling berarti adalah mendapatkan beberapa jenis interaksi sosial.
Baca Juga: Mengerikan! Detik-Detik Motor Tersambar Kereta Hingga Terlempar
Idealnya setiap hari, namun jika tidak memungkinan beberapa kali per minggu juga tidak masalah.
"Kita dibangun untuk terhubung dengan orang lain, dan terkadang itu membutuhkan usaha," tambahnya. "Menyenangkan ketika selesai makan, tetapi ada banyak cara lain untuk mendapatkan manfaat dari waktu sosial itu," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
Terkini
-
Lawan Kanker: Tenaga Biomedis RI Digenjot Kuasai Teknologi Pencitraan Medis!
-
Lebih dari Sekadar Lari: Half Marathon dengan Pemandangan Ikonik Jakarta
-
Cuaca Panas Bikin Kulit Gatal dan Ruam Merah? Itu Tanda Alergi, Ini Obat yang Tepat
-
Peer Parenting: Rahasia Ibu Modern Membangun Generasi Luar Biasa
-
Rahmad Setiabudi Jadi Pelari Indonesia Tercepat di Chicago Marathon 2025
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!