Suara.com - Para ilmuwan sedang mengkhawatirkan varian Omicron bisa menimbulkan ancaman baru. Karena, mereka belum bisa mengukur tingkat keparahan dan potensi kekebalannya menghindari antibodi vaksin Covid-19.
Tapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah berusaha mencari tahu tentang varian Omicron tersebut.
Sejak awal, para ahli khawatir varian Omicron ini bisa bermutasi hingga menghindari antibodi yang diinduksi oleh vaksin Covid-19.
Akibatnya, varian Omicron ini bisa menginfeksi orang seolah-olah mereka tidak memiliki kekebalan tubuh dan memperpanjang pandemi.
Tapi, baru-baru ini WHO mengemukakan beberapa temuan awalnya yang menggembirakan. WHO menyatakan bahwa dari 38 negara yang mendeteksi adanya kasus varian Omicron, belum ada yang melaporkan kasus kematian.
Namun, para ahli percaya masih terlalu dini untuk menyimpulkan tingkat kematian akibat varian Omicron yang rendah.
Mereka menyarakan untuk lebih berhati-hari. Karena, kebanyakan orang terinfeksi varian baru virus corona itu cukup lama dan hal buruk mungkin saja terjadi pada minggu kedua infeksi.
WHO menambahkan akan memakan waktu lebih lama sebelum memiliki gambaran lengkap tentang kemampuan infeksi dan seberapa efektif perawatan pasien varian Omicron.
Michael Ryan, direktur kedaruratan WHO, mengatakan stafnya akan berusaha untuk mnecari tahu semua hal itu. Para ilmuwan percaya varian Omicron memang memiliki beberapa kemampuan untuk kebal dari vaksin Covid-19.
Baca Juga: Varian Omicron Bisa Sebabkan Batuk, Ini Bedanya dengan Varian Virus Corona Lain!
Para peneliti yang bekerja dengan Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) percaya bahwa varian virus corona ini memiliki resistensi substansial terhadap kekebalan alami yang diberikan oleh infeksi sebelumnya.
Temuan dari lembaga Afrika Selatan mengikuti studi dunia nyata dari setiap varian virus corona menemukan seseorang 2,4 kali lebih mungkin untuk terinfeksi ulang akibat varian Omicron.
Meskipun hasil ini belum ditinjau oleh rekan sejawat, bukti yang ada menyimpulkan adanya peningkatan risiko infeksi ulang yang substansial da berkelanjutan.
Para peneliti pun mendesak penyelidikan lebih lanjuta mengenai varian Omicron, khususnya perihal varian baru itu lebih kebal vaksin Covid-19 atau tidak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal