Suara.com - Obesitas atau kelebihan berat badan adalah komorbiditas yang meningkatkan risiko mengembangkan infeksi Covid-19 yang parah.
Studi yang dilakukan dalam dua tahun terakhir mengungkapkan bahwa obesitas meningkatkan kemungkinan dirawat di rumah sakit setelah mengembangkan gejala yang parah.
Tidak hanya itu, mereka cenderung menderita komplikasi pasca-Covid-19 dan bahkan risiko kematian lebih tinggi. Tapi sampai sekarang belum diketahui apa sebenarnya yang menyebabkan gejala parah pada orang gemuk.
Menurut sebuah studi pracetak baru-baru ini, virus corona menginfeksi sel-sel lemak, yang menyebabkan komplikasi parah.
Studi tersebut menunjukkan bahwa virus yang sangat menular sebenarnya menginfeksi lemak dan sel-sel kekebalan tertentu di dalam lemak tubuh, menciptakan respons kekebalan yang dapat memperburuk gejala dan dapat menyebabkan kerusakan parah pada tubuh.
Studi ini belum ditinjau sejawat atau diterbitkan dalam jurnal, tetapi menjelaskan mengapa orang gemuk atau kelebihan berat badan lebih rentan terhadap infeksi COVID bahkan ketika mereka tidak menderita penyakit lain.
Para ahli mengungkapkan bahwa apa pun yang terjadi di sel-sel lemak tidak tetap di dalamnya. Mereka mulai mempengaruhi sel-sel di sekitarnya juga. Itu berarti ketika sel-sel lemak terinfeksi oleh virus, mereka juga mempengaruhi sel-sel lain yang ada di sekitarnya.
Kita juga tahu bahwa sel-sel lemak sebagian besar mengelilingi organ-organ halus. Begitulah cara virus corona dapat dengan mudah mempengaruhi organ-organ orang yang obesitas atau kelebihan berat badan.
Untuk penelitian ini, para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Stanford menguji jaringan lemak dari pasien operasi bariatrik untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang bagaimana virus corona mempengaruhi sel-sel lemak.
Baca Juga: 21 Daerah di Jatim Memulai Vaksinasi Anak Usai 6 hingga 11 Tahun
Selama penelitian, mereka melihat ke dalam berbagai jenis sel -- adiposit atau sel lemak, pra-adiposit yang menjadi sel lemak dan sel kekebalan.
Di akhir penelitian, terungkap bahwa sel-sel adiposit lebih mungkin terinfeksi virus corona, tetapi tidak banyak meradang. Bersamaan dengan ini sel-sel kekebalan tertentu juga terinfeksi dan bahkan mereka memiliki respon inflamasi yang besar. Sejauh sel pra-adiposit yang bersangkutan, mereka tidak terinfeksi atau mengembangkan peradangan.
Selain itu, tim peneliti juga melihat jaringan lemak orang Eropa yang meninggal karena virus corona dan mendeteksi keberadaan lemak virus corona di sekitar organ dalam seperti jantung, usus, dan hati. Ini membuktikan hubungan antara virus corona dan kerusakan organ pada orang gemuk.
Pada orang gemuk, sel-sel lemak hadir dalam jumlah tertinggi. Yang paling penting itu mengelilingi semua organ utama termasuk jantung, hati dan ginjal. Setelah virus corona menghindari pertahanan kekebalan tubuh, ia menginfeksi sel-sel lemak di mana ia bereplikasi dan memicu respons kekebalan yang parah.
Kemudian diteruskan ke sel-sel tubuh dan organ lain dan mulai mempengaruhinya. Coronavirus dapat menyebabkan Covid-19 panjang dan kegagalan organ pada orang gemuk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru