Suara.com - Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun sudah dimulai di Indonesia. Demam menjadi salah satu jenis Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi alias KIPI yang lazim terjadi, termasuk pada anak-anak.
Ketiak anak demam, orangtua mungkin berpikiran untuk memberikan parasetamol. Namun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan agar pemberian parasetamol dilakukan dengan tepat dan benar. Seperti apa?
Ditegaskan Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, SpA(K) bahwa jangan pernah memberikan parasetamol atau obat penurun demam sebelum anak benar-benar mengalami demam.
"Tapi mohon dengan sangat, parasetamol jangan diberikan sebelum timbulnya demam," ujar Prof. Hartono dalam acara diskusi IDAI, Jumat (17/12/2021).
Tindakan ini harus sangat diperhatikan, karena memberikan parasetamol sebelum anak mengalami demam akibat vaksinasi hanya akan menghambat proses pembentukan antibodi.
Alhasil, sistem kekebalan tubuh yang didapatkan dari antibodi malah cenderung rendah dan tidak maksimal.
Aturan ini tidak hanya berlaku untuk vaksinasi Covid-19, tapi berlaku untuk semua jenis imunisasi lain untuk anak.
"Untuk pasien Covid-19 sebenernya belum diteliti, tapi untuk amannya jangan diberikan obat penurun demam sebelum timbul demam. Jika timbul demam, monggo silahkan berikan," jelasnya.
Sementara itu, Prof. Hartono juga menjelaskan sama seperti semua imunisasi pada umumnya, vaksinasi Covid-19 pada anak bisa menyebabkan terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Baca Juga: 22.275 Anak-anak usia 6-11 di Belitung Jadi Sasaran Vaksinasi COVID-19
Namun KIPI yang terjadi cenderung ringan, ada KIPI lokal berupa nyeri di tempat suntikan, kemerahan, hingga pegal-pegal. Adapula KIPI sistemik, yang menganggu metabolisme tubuh.
"Istilahnya agak menyeramkan sistemik, padahal yang dimaksud lemas ngantuk, kemudian hangat atau demam," tutup Prof. Hartono.
Berita Terkait
-
Waspada! Ratusan Pengungsi Banjir Sumatra Diserang Demam, Ini Biang Keroknya
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Demam? Jangan Buru-Buru Minum Obat, Ini Penjelasan Dokter Soal Penyebabnya!
-
Waspada! Tembus 2.548 Kasus, Jakbar Tertinggi Penyebaran DBD di Jakarta, Pemicunya Apa?
-
Bukan Singa atau Hiu, Ternyata Ini 5 'Pembunuh' Paling Efektif di Dunia Hewan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!