Suara.com - Aron Ashab membagikan sebuah video di Story Instagram yang memperlihatkan seseorang di rumahnya melakukan kekerasan fisik pada satu orang lainnya di rumah.
Dalam video singkat yang diunggah Aron Ashab, mulanya terlihat seorang pria nampak melemparkan sesuatu ke arah bawah tangga hingga terdengar suara teriakan seorang wanita.
Aron Ashab yang sengaja mengambil momen itu dalam bentuk video langsung terlihat menghampiri. Ia pun menjelaskan bahwa seseorang yang melakukan kekerasan itu adalah saudara laki-laki Aron Ashab, yakni Habibie.
Ia pun menyinggung soal sikap saudara laki-laki itu yang seperti psikopat. Bahkan, ia tak ingin menganggapnya sebagai saudara kandung, seperti Amalia Gamyla dan Haekal Ashab.
"And you wonder why I fucked up when for a damn 15 years I was bullied with thus psycho...and he still living here with my parents belain doi all the damn time
"Never ask me if im 4 atau 3 bersaudara. Because yang aku anggap saudar cuman kak myla dan bang haekal. habibie can go die in hell," ujar Aron Ashab melalui statusnya.
Psycho merupakan istilah umum untuk menyebut orang psikopat. Dalam psikiatri, psikopat adalah gangguan kepribadian antisosial.
Dr. Prakash Masand, seorang psikiater dan pendiri Centers of Psychiatric Excellence dilansir dari Healthline, mengatakan orang yang menderita psikopat biasanya menunjukkan pola manipulasi dan pelanggaran kepada orang lain.
Karena istilah psikopat bukanlah diagnosis resmi, para ahli menekankan pentingnya mewaspadai gejala psikopat. Adapun tanda-tanda psikopat yang paling umum, termasuk:
Baca Juga: 5 Fakta Unik Tentang Virus Corona Varian Omicron, Benarkah Lebih Cepat Menular?
- Perilaku yang tidak bertanggung jawab secara sosial
- Mengabaikan hak orang lain
- Ketidakmampuan untuk membedakan antar yang benar dan salah
- Kesulitan menunjukkan penyesalan atau empati
- Sering berbohong
- Memanipulasi dan menyakiti orang lain
Perilaku lain yang mungkin menunjukkan seseorang psikopat, termasuk kecenderungan untuk mengambil risiko, perilaku sembrono, dan berbohong dengan sering berbohong.
Masand mengatakan seseorang yang menunjukkan perilaku ini mungkin juga tidak memiliki hubungan emosional yang mendalam, angat agresif, dan terkadang menjadi sangat marah.
Selain itu, orang dengan gangguan psikopat juga tidak peduli ketika menyakiti seseorang, impulsif dan kasar tanpa danya penyesalan. Dalam kasus ASPD, kasar tidak selalu berarti kekerasan.
Selain tanda dan perilaku, Masand mengatakan ada ciri-ciri tertentu yang menggambarkan seseorang menderita psikopat atau tidak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?