Suara.com - Laporan medis terbaru yang datang dari Afrika Selatan baru-baru ini menunjukkan bahwa sejak awal November, ketika virus corona strain Omicron pertama kali terdeteksi, kasus Covid-19 meningkat secara substansial.
Ilmuwan mencatat sebagian besar orang yang terinfeksi Omicron memiliki gejala ringan dan kasusnya sekarang menurun tajam.
Pengamatan tersebut secara subtansial berbeda dari gelombang sebelumnya, termasuk saat varian delta menyebar di masyarakat.
Dalam data juga tercatat bahwa sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit tidak divaksinasi, tetapi bukan berarti orang yang sudah vaksin tidak akan terinfeksi Omicron.
Tingkat orang Afrika Selatan yang sudah divaksinasi lengkap diperkirakan antara 26% hingga 46% dari populasi, dengan persentase sebagian besar menerima vaksin Johnson & Johnson atau Pfizer.
Beberapa cuitan baru dan laporan lokal Afrika Selatan menunjukkan bahwa beberapa rumah sakit di Afrika Selatan telah mengalami, atau sedang mengalami peningkatan jumlah pasien rawat inap.
Jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di ICU dan ventilator juga meningkat, lapor The Conversation.
Tinjauan angka resmi kasus Covid-19 Afrika Selatan dari tanggal 1 hingga 21 Desember menunjukkan kasus baru yang dikonfirmasi per juta penduduk meningkat secara dramatis dari 63 menjadi 303 (meningkat 380%).
Sementara itu, total kematian hanya baik dari 0,466 menjadi 0,583 (peningkatan 25%). Pada saat yang sama, tingkat penyebaran semua infeksi (tingkat R) terus menurun hingga sekitar 54% dari awal bulan.
Baca Juga: Penelitian di Afrika Selatan: Pasien Varian Omicron Jarang Perlu Dirawat Inap
Namun, hal yang perlu kita pertimbangkan dari data tersebut adalah apakah Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada delta dan akankah gelombang omicron berdurasi lebih pendek daripada gelombang delta?
Pemerintah dan orang-orang mengandalkan analisis serta panduan yang akurat dan jelas melalui data untuk membuat keputusan dan kesimpulan yang paling tepat.
Negara-negara membutuhkan lebih banyak waktu untuk sepenuhnya mengeksplorasi data varian Omicron sebelum akhirnya dapat menentukan apakah omicron kurang mematikan daripada delta untuk semua orang, atau tindakan lebih lanjut diperlukan untuk melindungi orang yang rentan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining