Suara.com - Sepanjang 2021, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bahan kimia dalam produk-produk yang kita gunakan sehari-hari dapat memicu pertumbuhan kanker.
Misalnya, bukti dari tahun ini menunjukkan bahwa pestisida dikaitkan dengan kanker setelah terpapar dalam jangka lama.
Kebiasaan gaya hidup seperti apa yang kita makan, minum, dan lakukan, juga berperan dalam risiko kanker dan kapan kanker akan berkembang.
Namun, bukti tidak secara langsung menunjukkan apa yang menyebabkan kanker, tetapi memahami kolerasi dapat membantu ilmuwan membuat hipotesis untuk diteliti.
Berdasarkan Insider, berikut 4 temuan yang terbit tahun ini tentang pemicu kanker dalam produk sehari-hari:
1. Beberapa batch tabir surya terkontaminasi dengan zat penyebab kanker
Tabir surya sering direkomendasikan untuk mencegah kanker akibat paparan sinar ultraviolet dari matahari.
Tapi tahun ini sebuah laboratorium pengujian independen Valisure meminta 40 batch produk tabir surya ditarik dari toko setelah mereka dilaporkan positif mengandung benzena, bahan kimia industri karsinogenik.
Benzena telah diketahui meningkatkan risiko kanker sejak 1977, ketika sebuah penelitian menemukan pekerja yang terpapar itu sembilan kali lebih mungkin menderita leukemia atau kanker darah.
Baca Juga: Rayakan 31 Tahun, LG Perluas Produksi Produk Premium Di Indonesia
2. Deodoran mengandung benzena
Benzena, bahan kimia industri yang terkait dengan kanker darah seperti leukemia, juga ditemukan dalam dua lusin deodoran semprot.
Valisure mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk menarik produk dari pasar, yang mendorong Procter & Gamble (P&G) untuk secara sukarela menarik kembali 18 jenis deodoran, termasuk produk Old Spice dan Secret.
3. Kebiasaan minum soda berisiko mengembangkan kanker kolorektal pada wanita muda
Sebuah studi yang terbit di jurnal Gut menemukan bahwa minum soda setiap hari dapat menyebabkan perkembangan kanker kolorektal pada orang usia muda.
Dalam studi ini, peneliti menemukan wanita yang minum beberapa porsi soda atau minuman manis lainnya setiap hari dua kali berisiko mengembangkan kanker sebelum usia 50 tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat