Suara.com - Setiap harinya, manusia berhadapan pada berbagai jenis emosi. Seseorang bisa mengalami kesedihan pada hari tertentu, tapi juga bahagia di hari lainnya. Bahkan, emosi tersebut bisa berubah dengan cepat dalam hitungan jam atau menit. Tapi, tahukan Anda soal kondisi alexithymia?
Tak seperti orang pada umumnya, orang dengan kondisi alexithymia bisa kesulitan mengidentifikasi apakah ia harus sedih atau bahagia. Mereka bermasalah dalam hal merasakan emosi.
Dikutip dari Psychology Today, alexithymia berasal dari bahasa Yunani, berarti "tidak ada emosi untuk kata-kata." Konstruksi psikologis ini digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang berjuang dengan perasaan dan mengekspresikan emosi.
Orang dengan kondisi ini kurang mampu atau kadang-kadang ketidakmampuan total, untuk terhubung dengan sinyal emotif internal yang dikirimkan tubuh.
Jika seseorang menderita alexithymia, ia tidak hanya kesulitan mengetahui emosi yang dirasakan, tapi juga kesulitan untuk mengidentifikasi bagaimana perasaan orang lain.
Ini dapat membuat pengidap cemas secara sosial karena tidak dapat membaca isyarat non-verbal. Pengidap alexithymia mungkin terlihat canggung secara sosial atau kering akan humor.
Namun jauh di lubuk hatinya, ia mungkin orang yang sangat sensitif dan empatik, tetapi karena kesulitan ini, orang lain mungkin salah memahaminya sebagai seseorang yang dingin, menyendiri, dan sombong.
Akibatnya, ia lebih mungkin menderita isolasi sosial dan kesepian daripada kebanyakan orang.
Dikutip dari Healthline, sebagai suatu kondisi yang ditandai dengan kurangnya perasaan, mungkin sulit untuk mengenali gejala alexithymia. Namun, seseorang dengan alexithymia mungkin secara pribadi mengalami hal berikut dalam konteks sosial:
Baca Juga: 8 Cara Menghadapi Orang Keras Kepala, Jangan Emosi Dulu
- amarah
- kebingungan
- kesulitan "membaca wajah"
- tidak nyaman
- kekosongan
- peningkatan denyut jantung
- kurangnya kasih sayang
- panik
Penyebab dari alexithymia sampai sekarang belum dipahami dengan pasti, namun ada kemungkinan karena genetik.
Kondisi ini juga mungkin akibat kerusakan otak pada insula. Bagian otak tersebut dikenal karena berperan dalam keterampilan sosial, empati, dan emosi. Beberapa studi menghubungkan lesi insula dengan apatis dan kecemasan.
Selain itu, kondisi alexithymia telah dicatat pada orang yang pernah mengalami trauma, terutama selama masa kanak-kanak. Trauma dan penelantaran pada tahap ini dapat menyebabkan perubahan pada otak yang dapat membuat sulit untuk merasakan dan mengidentifikasi emosi di kemudian hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa