Suara.com - Di tengah lonjakan varian Omicron, para ahli telah menyarankan semua orang perlu mendapatkan suntikan booster vaksin Covid-19.
Karena, dua dosis vaksin Covid-19 dinggap kurang melindungi diri dari varian Omicron, Sehingga suntikan booster vaksin Covid-19 sangat dibutuhkan.
Tapi, Dr Anthony Fauci, seorang dokter spesialis penyakit menular dan Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, nampaknya sama-sama tidak setuju dengan program suntikan booster vaksin Covid-19.
"Tidak ada negara yang bisa meningkatkan jalan keluar atau solusi dari pandemi virus corona Covid-19 ini," kata Tedros dikutip dari Fox News.
Tedros mengkritik upaya pemberian suntikan booster vaksin Covid-19 ketika masih banyak negara-negara lain yang berjuang mendapatkan pasokan vaksin Covid-19 untuk warganya.
Tedros mengatakan bahwa setengah dari Negara Anggota WHO telah memenuhi target vaksinasi 40 persen dari populasi mereka pada akhir tahun 2020, karena distribusi pasokan vaksin Covid-19 secara global yang tidak merata.
Tedros juga mengingatkan bahwa varian baru virus corona ini bsia berkembang, karena akses vaksin Covid-19 yang tidak merata di seluruh negara. Akibatnya, hal ini berpotensi memperpanjang pandemi virus corona Covid-19.
"Adanya program suntikan booster vaksin Covid-19 di beberapa negara cenderung akan memperpanjang pandemi virus corona, daripada mengakhirinya," katanya.
Karena, ini artinya mereka mengalihkan pasokan vaksin Covid-19 untuk negara lain demi negaranya sendiri yang sudah memiliki cakupan vaksinasi tingkat tinggi.
Baca Juga: 5 Khasiat Alami Kayu Manis Untuk Kecehatan: Cegah Diabetes HIngga Baik Bagi Jantung
Pada akhirnya, virus corona Covid-19 dan variannya akan lebih mudah menyebar dan bermutasi akibat pasokan vaksin Covid-19 yang tak merata.
Meski begitu, WHO memang mengakui manfaat luar biasa dari suntikan booster vaksin Covid-19. Badan kesehatan tersebut menyatakan suntikan booster vaksin Covid-19 menunjukkan tingkat perlindungan yang cukup tinggi terhadap infeksi, penyakit yang lebih ringan dan risiko kematian akibat virus.
Sementara itu, pekan lalu CDC mengatakan bahwa varian Omicron ini telah menyumbang sekitar 73 persen kasus positif di AS.
Direktur Institut Nasional Alergi dan Infeksi Penyakit (NIAID), Dr Anthony Fauci, pun mendesak perlunya suntikan booster vaksin Covid-19 di negara bagian AS.
"Kami menekankan pentingnya suntikan booster kala itu karena aktivitas varian Omicron sekitar 20 hingga 40 kali lipat lebih tinggi," kata Fauci.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja