Suara.com - Kamu tentu pernah mendengar teguran, "Ah, baper", atau, "Sensitif banget, sih", di tongkrongan-tongkrongan anak-anak muda. Biasanya teguran ini akan membuat seseorang kesal atau sedih.
Menurut penelitian psikolog Elaine Aron dari Amerika, sebanyak 15% hingga 20% dari populasi merupakan orang yang sangat sensitif atau highly sensitive person (HSP).
Artinya, mereka memiliki perasaan terlalu dalam, tetapi sering menyembunyikan emosinya dari orang lain.
Orang yang sangat sensitif bisa merasa tidak nyaman dalam situasi yang terlalu merangsang, seperti pada rapat kerja yang sibuk atau di tengah pesta. Mereka juga cenderung lebih sering mencari validasi dan kepastian.
Kita dikondisikan untuk mengasosiasikan kepekaan atau perasaan sensitif dengan kelemahan, sebagai sesuatu yang seharusnya membuat kita malu, bukan merasa kuat.
Bertentangan dengan tersebut, menjadi seseorang yang sangat sensitif sebenarnya sebuah kekuatan. Menurut neuropsikolog Nawal Mustafa, dilanisr laman Stylist, kita harus lebih mengenali dan merayakannya.
"Banyak HSP menganggap sensivitas ini sebagai sesuatu yang mereka benci tentang diri mereka sendiri karena sebagian besar komunitas tidak menghargai sensitivitas atau emosi," jelas Mustafa.
Stigma buruk seperti itu dapat membuat harga diri rendah, meragukan diri sendiri, dan merasa disalahpahami.
Dalam unggahannya di Instagram, Mustafa menjelaskan keuntungan menjadi seseorang yang sangat sensitif:
Baca Juga: Sukses Bikin Emosi, Ini 7 Aktor Indonesia Perankan Suami Selingkuh
1. Lebih mudah berempati dan peduli terhadap kebutuhan orang lain.
2. Lebih dipercaya oleh rekan-rekannya karena kejujuran dan ketelitian.
3. Memerhatikan detail kecil yang mungkin terlewatkan orang lain.
4. Sangat kreatif dan dapat menghargai sesuatu secara lebih dalam.
5. Memiliki lebih banyak wawasan tentang proses mental dan emosional.
6. Merasa lebih terhubung dengan dunia di sekitarnya.
7. Bisa merasakan emosi positif secara lebih dalam.
"Menjadi orang yang sangat sensitif bukanlah gangguan. Saya adalah pendukung yang kuat agar orang-orang menerima diri apa adanya," tandas Mustafa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?