Suara.com - Sejauh ini, kelahiran bayi saat pandemi virus corona Covid-19 dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan saraf yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang lahir sebelum pandemi.
Tapi, penelitian JAMA Pediatrics baru-baru ini, infeksi virus corona Covid-19 selama kehamilan tidak meningkatkan kemungkinan keterlambatan perkembangan saraf bayi.
Columbia University Irving Medical Center mendirikan studi Inisiatif Hasil Bayi COVID-19 (COMBO) pada 2020 untuk mempelajari hubungan antara paparan virus corona Covid-19 saat bayi masih dalam kandungan.
Para peneliti mempelajari kohort bayi yang terpapar virus corona Covid-19 selama kehamilan yang sama ketika lahir, ulang tahun, jenis kelamin dan cara melahirkan yang tidak terpapar virus corona.
"Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi virus corona Covid-19 selama kehamilan mungkin berisiko tinggi mengalami defisit perkembangan saraf. Jadi, kami mengira akan menemukan beberapa perubahan dalam perkembangan saraf bayi yang ibunya menderita virus corona selama kehamilan," kata Dr Dani Dumitriu dikutip dari Fox News.
Hasilnya, mereka terkejut menemukan tidak ada bukti sama sekali yang menunjukkan bahwa paparan virus corona saat dalam kandungan berkaitan dengan defisit perkembangan saraf.
Sebaliknya, bayi dalam kandungan ibu yang terpapar virus corona justru berkaitan dengan skor yang sedikit lebih rendah di berbagai bidang, seperti keterampilan motorik dan sosial.
Para peneliti mempelajari 255 bayi yang lahir selama pandemi pada tahun 2020, yang mana 45 persen terpapar virus corona saat dalam kandungan.
Kemudian, para peneliti membandingkan skor perkembangan anak di antara bayi-bayi ini dengan 62 bayi lainnya yang dilahirkan sebelum pandemi virus corona Covid-19.
Baca Juga: Simak 3 Fakta IHU, Virus Corona Varian Baru dari Perancis
Studi tersebut menemukan bayi yang lahir selama pandemi 2020, memiliki skor keterampilan motorik kasar, motorik halus, dan pemecahan masalah yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang lahir sebelum pandemi, terlepas dari mereka terpapar virus atau tidak.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain hanya dilakukan di satu lokasi di New York City ketika virus corona menjadi episentrum.
Namun, sebuah laporan menemukan bahwa penyakit virus selama kehamilan bisa meningkatkan risiko keterlambatan perkembangan saraf dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh. Pada gilirannya, hal ini bisa mempengaruhi perkembangan otak anak.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa virus corona berkaitan dengan komplikasi kesehatan dan kelahiran bagi ibu hamil, menunjukkan bayi yang lahir dari ibu terpapar virus corona memiliki risiko tinggi berat badan lahir rendah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru