Suara.com - Covid-19 sempat disebut penyakit seribu wajah karena punya gejala yang beragam. Terbaru ahli menyebut bahwa Covid-19 berdampak buruk pada ginjal orang-orang yang tidak memiliki riwayat penyakit ginjal sebelumnya.
Virus itu telah menyebabkan kerusakan ginjal jangka panjang yang serius pada orang-orang sejauh mereka membutuhkan dialisis, kata seorang nephrologist.
Sementara virus corona diketahui mempengaruhi paru-paru, kerusakannya pada organ lain seperti otak, jantung dan ginjal sekarang sedang dipelajari.
“Covid telah menyebabkan banyak masalah ginjal serius bahkan pada orang yang sebelumnya tidak terkena penyakit ginjal apa pun. Banyak orang yang terkena Covid telah menunjukkan tanda-tanda kerusakan ginjal, beberapa sangat parah hingga harus cuci darah. Hampir 30% dari semua orang yang menderita infeksi Covid memiliki masalah ginjal. Orang yang memiliki penyakit ginjal yang mendasari jika mereka memiliki infeksi Covid, mereka memiliki penyakit yang sangat parah yang terkadang mengakibatkan kematian,” kata Dr Samir Tawakley, Konsultan Senior Nefrologi di Apollo Hospitals seperti dilansir dari Healthshots.
Pakar mengatakan Covid dapat menyebabkan kerusakan langsung pada sel-sel ginjal, atau meningkatkan pembekuan darah yang mengurangi aliran darah ke ginjal. Dia menambahkan bahwa penurunan kadar oksigen dalam darah juga memiliki efek merusak pada struktur ginjal.
Dr Tawakley mengatakan orang tersebut akan mengalami penurunan produksi urin, pembengkakan di seluruh tubuh, sesak napas, mual, muntah, lesu, gelisah, lemas dan pada kasus yang parah. kebingungan, koma dan kejang.
Namun ahli mengatakan bahwa infeksi Covid tidak hanya menyebabkan masalah kronis, dan juga dapat menyebabkan cedera ginjal akut yang pada sebagian besar keadaan bersifat reversibel.
“Hampir 35 persen lebih banyak kemungkinan mengembangkan masalah ginjal kronis jika Anda memiliki infeksi covid dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki infeksi covid,” kata Dr Tawakley.
Dokter menyarankan untuk mengikuti semua tindakan pencegahan seperti sanitasi, masker dan jarak sosial untuk menangkal risiko terkena Covid. Dia juga mengatakan bahwa pasien yang membutuhkan cuci darah tidak boleh melewatkannya dengan biaya berapa pun.
Baca Juga: Salah Kirim Hasil Tes Covid-19, Perempuan Ini Malah Ungkap Hasil Tes IMS ke Bos
Dia juga menyarankan pasien ginjal untuk mendapatkan vaksinasi lengkap karena dapat melindungi mereka dari penyakit serius jika terjadi infeksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis