Suara.com - Setelah Israel melaporkan kasus Flurona atau infeksi kombinasi antara flu dan virus corona, kini kasus serupa ditemukan di Amerika Serikat.
Di AS, dua anak menerima diagnosis langka. Satu kasus ditemukan pada hari Senin di Rumah Sakit Anak Texas setelah tes memastikan anak itu terinfeksi influenza A dan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid.
Laporan infeksi kombinasi itu jarang terjadi, tetapi ada kasus yang ditemukan di New York ketika pandemi pertama kali melanda AS pada Februari 2020.
Satu kasus didiagnosis di Rumah Sakit Anak Texas pada hari Senin setelah tes memastikan anak itu terinfeksi influenza A dan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
Kasus kedua yang menjadi berita utama minggu ini ditemukan di Brentwood, California pada Hari Tahun Baru. Pasien, dari Cabo San Lucas, Meksiko, mengunjungi AS dalam liburan keluarga, dan menemukan bahwa mereka dinyatakan positif di pusat pengujian seluler.
Anak itu mengalami gejala tetapi dalam 'kondisi yang cukup baik' dan belum dirawat di rumah sakit, Steve Farzam, CEO pengujian COVID 911, mengatakan kepada KVEA Rabu.
Tidak jelas apakah salah satu anak telah menerima suntikan COVID atau flu.
Kasus positif Flurona di AS terjadi beberapa hari setelah kasus pertama infeksi ganda ditemukan pada wanita hamil yang tidak divaksinasi di Israel, Times of Israel melaporkan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit A.S. mencatat dalam FAQ-nya bahwa orang dapat memiliki lebih dari satu penyakit pernapasan, seperti COVID-19 dan flu, secara bersamaan.
Baca Juga: Salah Kirim Hasil Tes Covid-19, Perempuan Ini Malah Ungkap Hasil Tes IMS ke Bos
Kombinasi ini selalu memungkinkan, dan dengan musim flu yang bertepatan dengan varian omicron baru yang sangat menular, ada kemungkinan lebih besar bahwa lebih banyak orang akan dites positif untuk kedua virus secara bersamaan.
Pakar kesehatan AS memperkirakan akan melihat peningkatan 'Flurona' karena kasus flu dan virus corona meningkat secara terpisah, yang terakhir didorong oleh varian omicron.
Dr Frank Esper, seorang dokter di Cleveland Clinic Children's Center for Pediatric Infectious Diseases mengatakan kepada USA Today bahwa ia berharap untuk melihat banyak kasus ini bergerak maju, terutama pada anak-anak, tetapi tidak ada yang menyarankan itu membuat infeksi Covid lebih buruk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja