Suara.com - Penyebaran varian Omicron yang sangat menular tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Bahkan, Amerika Serikat baru saja melaporkan setidaknya 1,13 juta kasus baru Covid-19 pada Senin (10/1/2022).
Dilansir dari Reuters, jumlah itu merupakan total kasus harian Covid-19 tertinggi dari negara mana pun di dunia saat merebaknya varian omicron.
Sebelumnya, AS juga mencetak rekor dengan mencatatkan 1,03 juta kasus harian Covid-19 pada 3 Januari 2022 lalu.
Sejumlah besar kasus infeksi virus corona dilaporkan setiap hari Senin, karena banyak negara bagian di AS tidak melaporkan kasus selama akhir pekan.
Rata-rata jumlah kasus baru yang dicatat per tujuh hari meningkat tiga kali lipat dalam dua pekan menjadi lebih dari 700.000 kasus infeksi baru sehari.
Namun, tidak semua negara bagian AS telah melaporkan jumlah kasus Covid-19 hariannya pada Senin (10/1), sehingga angka akhir kemungkinan akan lebih tinggi daripada yang tercatat saat ini.
Rekor jumlah kasus baru itu terjadi pada hari yang sama saat jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di AS juga mencapai angka tertinggi sepanjang masa, yakni naik dua kali lipat dalam tiga minggu.
Saat ini, ada lebih dari 135.500 pasien Covid-19 dirawat di rumah sakit di AS. Angka itu melampaui rekor 132.051 yang dicatat pada Januari 2021.
Walaupun varian Omicron tidak menimbulkan gejala yang parah, para petugas kesehatan telah memperingatkan bahwa banyaknya kasus infeksi dapat membebani sistem rumah sakit.
Baca Juga: Varian Omicron Merajalela, Tianjin Siap Perketat Pembatasan Perjalanan
Beberapa rumah sakit di AS telah menangguhkan sejumlah prosedur pilihan karena sedang berjuang untuk menangani peningkatan jumlah pasien dan kekurangan staf.
Lonjakan kasus Covid-19 di AS telah mengganggu kegiatan sekolah, yang berjuang dengan ketidakhadiran staf, guru, dan pengemudi bus.
Chicago bahkan membatalkan pembukaan kelas di hari keempat karena pemerintah distrik dan guru-guru gagal menyepakati cara untuk menangani peningkatan kasus infeksi.
Kota New York menangguhkan layanan di tiga jalur kereta bawah tanahnya karena sejumlah besar pekerja sakit, menurut akun Twitter layanan kereta bawah tanah New York.
Rencana perusahaan untuk para pekerja kembali bekerja ke kantor juga telah meleset.
Mengutip dari Antara, jumlah rata-rata korban jiwa akibat Covid-19 menjadi 1.700 per hari, yakni naik dari sekitar 1.400 dalam beberapa hari terakhir.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia