Suara.com - Parkinson adalah penyakit yang disebabkan oleh hilangnya sel-sel saraf di otak. Penyakit ini memang tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi bisa membuat orang rentan terhadap infeksi yang mengancam jiwa.
Meskipun tidak ada obat untuk penyakit Parkinson, perawatan kesehatan yang tersedia bisa mengurangi gejala dan mempertahankan kualitas hidup.
Gejala penyakit Parkinson pun cukup bervariasi antar pasien dan terkadang penyakit ini cukup sulit dideteksi oleh tenaga medis.
Karena itu, pasien perlu mengunjungisi spesialis gangguan gerakan jika Anda merasa menderita penyakit Parkinson. Sebab, gejala Parkinson sangat sulit terdeteksi dan cenderung terabaikan.
"Orang dengan Parkinson terkadang memiliki masalah dengan kulit mereka dan seberapa banyak atau sedikit mereka berkeringat," kata Parkinson's UK dikutip dari Express.
Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan dan ada pasien lainnya yang mungkin mengalami gejala lebih parah hingga mengganggu aktivitasnya.
Ada pula pasien Parkinson yang mengalami gejala berupa berkeringat. Gejala ini bisa disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, Parkinson dapat menyebabkan masalah pada bagian sistem saraf yang mengontrol keringat. Parkinson's UK menunjukkan bahwa penyakit ini dapat menyebabkan keringat berlebih (hiperhidrosis), yang cenderung terjadi jika efek obat Parkinson Anda hilang.
“Kadang-kadang, penderita Parkinson juga bisa mengalami keringat di malam hari. Berkeringat berlebihan juga dapat terjadi dalam keadaan aktif atau obatnya sedang bekerja baik, terutama bila Anda menderita diskinesia," jelasnya.
Baca Juga: Ahli: Semprotan Hidung Mampu Tangkal Virus Corona Covid-19 hingga 8 Jam
Karena beberapa orang dengan Parkinson mungkin memiliki indra penciuman yang berkurang, mereka mungkin tidak menyadari bau badannya sendiri.
Orang dengan Parkinson juga dapat menghasilkan lebih banyak sebum (zat berminyak yang melindungi dan menjaga kulit tetap kenyal) dari biasanya.
Kondisi ini dapat menyebabkan kulit Anda menjadi berminyak dan berkilau, terutama pada wajah dan kulit kepala Anda.
Sebum yang berlebihan bisa menyebabkan dermatitis seboroik, sehingga kondisi ini sangat umum terjadi pada penderita Parkinson.
Dermatitis seboroik bisa berdampak pada kulit kepala, wajah, telinga, dada, lipatan dan lipatan kulit yang meninggalkan bercak merah, bersisik, ruam, peradangan, kemerahan, dan kepekaan.
Di sisi lain, beberapa pasien Parkinson mungkin tidak cukup berkeringat di beberapa bagian atau seluruh tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja