Suara.com - Bisa dikatakan paracetamol adalah obat yang paling umum dikonsumsi masyarakat luas. Sebagai pereda pusing, sakit kepala, nyeri, dan lain sebagainya. Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya sebenarnya apa manfaat paracetamol secara medis? Yuk, cari tahu di bawah ini!
Dosis ketiga atau booster menggunakan vaksin CoronaVac dari Sinovac dikatakan mampu meningkatkan titer antibodi tanpa menimbulkan efek yang merugikan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Indonesia. Ini hasil penelitian lengkap yang menyebut manfaat vaksin booster sinovac!
Baca selengkapnya lewat tautan di bawah ini!
1. 3 Manfaat Paracetamol yang Perlu Kamu Tahu, Tak Cuma Menurunkan Demam
Bisa dikatakan paracetamol adalah obat sejuta umat yang paling umum dikonsumsi masyarakat luas. Sebagai pereda pusing, sakit kepala, nyeri, dan lain sebagainya. Tapi pernahkah Anda bertanya-tanya sebenarnya apa manfaat paracetamol secara medis?
Di sisi lain, konsumsi paracetamol juga sebenarnya memiliki beberapa hal yang wajib diperhatikan, agar manfaatnya bisa terasa dan memberikan efek penyembuhan. Meski terbilang obat ringan, konsumsinya secara rutin juga kurang disarankan karena dapat menimbulkan sugesti dan ketergantungan.
2. Booster Sinovac Disebut Bisa tingkatkan Antibodi Tanpa Beri Reaksi Merugikan
Dosis ketiga atau booster menggunakan vaksin CoronaVac dari Sinovac dikatakan mampu meningkatkan titer antibodi tanpa menimbulkan efek yang merugikan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Indonesia.
Baca Juga: Empat Hari Berjalan, 69 Ribu Orang di Jakarta Sudah Disuntik Vaksin Booster
Peneliti NIHRD Ririn Ramadhany mengatakan, dalam studi tersebut, para peneliti melibatkan para partisipan yang belum terkena Covid-19. Mereka mengambil sampel dua kali yakni sebelum para peserta studi mendapatkan booster dan satu bulan setelah mereka mendapatkan dosis ketiga.
3. Menkes Budi: Obat Antivirus Covid-19 Paxlovid Buatan Pfizer Diperkirakan Tiba di Indonesia Februari 2022
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa pemerintah telah menyiapkan 400.000 obat antivirus Covid-19, Molnipuravir yang sudah tiba di Indonesia dan terkini akan disiapkan pula obat buatan Pfizer, yaitu Paxlovid.
Menkes Budi mengatakan, kedatangan obat antivirus Covid-19 Paxlovid dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan obat jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat