Suara.com - Masker KN95 baru-baru ini kembali menjadi sorotan setelah Seorang pakar penyakit menular di Amerika Serikat, dr Faheem Younus merekomendasikannya untuk mencegah Covid-19.
Melalui cuitannya di Twitter, dokter Faheem Younus mengatakan bahwa pemakaian masker cukup bekerja efektif dalam mencegah penularan virus corona Covid-19.
Tapi, bagaimana sebenarnya menurut studi? Dilansir dari Healthline, sebuah laporan baru menemukan tanda-tanda bahwa masker KN95 yang populer tidak seefektif masker N95.
Para peneliti di ECRI menemukan bahwa hingga 70 persen masker KN95 yang diimpor dari China tidak memenuhi standar efektivitas AS seperti halnya masker N95. Kelompok tersebut mengeluarkan peringatan bahaya pada bulan September
Kedua produk dikatakan menyaring 95 persen partikulat aerosol. Respirator KN95 berbeda dari respirator N95 karena memenuhi standar China tetapi tidak diatur oleh lembaga AS.
Di Amerika Serikat, Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH) mengatur masker.
“Ada potensi kesalahpahaman di masyarakat tentang kedua masker itu,” kata Dr. Krutika Kuppali, seorang profesor penyakit menular di Universitas Stanford, kepada Healthline.
Lebih penting lagi, ECRI khawatir dokter dan perawat menggunakan KN95 yang tidak menyaring 95 persen partikulat. Sebuah tim di kelompok keselamatan pasien nirlaba mencatat bahwa 60 hingga 70 persen masker KN95 yang diimpor tidak menyaring 95 persen partikulat aerosol. ECRI menguji sekitar 200 masker dari 15 produsen berbeda.
Karena sistem kesehatan membeli beberapa model yang diuji, ECRI memilih untuk membunyikan alarm dan mengeluarkan peringatan kepada publik.
Baca Juga: CDC Peringatkan Kualitas Masker Kain Longgar Paling Rendah Tangkal Varian Omicron
“Karena situasi yang mengerikan, rumah sakit AS membeli ratusan ribu masker yang diproduksi di China selama 6 bulan terakhir, dan kami menemukan banyak yang tidak aman dan efektif melawan penyebaran COVID-19,” Dr. Marcus Schabacker , Presiden dan CEO di ECRI, mengatakan dalam siaran pers.
“Menggunakan masker yang tidak memenuhi standar AS menempatkan pasien dan petugas kesehatan garis depan dalam risiko infeksi.”
Seorang juru bicara di National Personal Protective Technology Laboratory di NIOSH mengatakan kepada Healthline bahwa produk yang tidak disetujui NIOSH hanya boleh digunakan dalam situasi krisis ketika tidak ada respirator N95 lain yang disetujui NIOSH atau perangkat terdaftar dari salah satu negara lain yang diakui tersedia.
Dalam hal ini, masker KN95 hanya akan digunakan sebagai upaya terakhir, meskipun kemungkinan satu langkah di atas masker bedah.
Dalam kasus ini, KN95 yang memenuhi persyaratan daftar Apendiks A dari Food and Drug Administration (FDA) dapat digunakan untuk melindungi pekerja selama pandemi, kata juru bicara tersebut.
KN95 mungkin masih berfungsi untuk pengaturan non-kesehatan
Hanya karena KN95 mungkin tidak memenuhi standar NIOSH, bukan berarti mereka tidak berguna.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
Terkini
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030