Suara.com - Ilmuwan meyakini satu vaksin Covid-19 baru yang dinamakan CORBEVAX dapat menjadi pengubah keadaan atau 'game changer', terutama untuk menutupi kesenjangan vaksinasi global.
Berdasarkan laporan The Conversation, vaksin CORBEVAX merupakan vaksin subunit protein. Vaksin ini terbuat dari potongan protein lonjakan SARS-CoV-2 yang tidak berbahaya untuk merangsang dan mempersiapkan sistem kekebalan tubuh ketika melawan infeksi virus corona.
Berbeda dengan tiga vaksin yang telah disetujui AS, yakni Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson, vaksin CORBEVAX akan memberikan protein lonjakan secara langsung.
Seperti halnya vaksin mRNA, vaksin baru ini juga membutuhkan dua dosis suntikan.
Pengembangan CORBEVAX
CORBEVAX dikembangkan oleh co-direktur Pusat Pengembangan Vaksin Rumah Sakit Anak Texas di Baylor College of Medicine, yakni Maria Elena Bottazzi dan Peter Hotez.
Selama wabah SARS 200, mereka menciptakan jenis vaksin serupa dengan memasukkan informasi genetik untuk sebgaian protein lonjakan virus SARS ke dalam ragi untuk menghasilkan protein dalam jumlah besar.
Setelah mengisolasi protein lonjakan virus dari ragi dan menambahkan adjuvant untuk memicu respons imun, vaksin siap digunakan.
Epidemi SARS pertama berumur pendek, dan hanya ada sedikit kebutuhan akan vaksin milik Bottazzi dan Hotez ini, hingga akhirnya pandemi SARS-CoV-2 terjadi pada 2019.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Meningkat, Legislatif Minta PTM Rutin Dievaluasi
Jadi, mereka memperbarui protein lonjakan dan diciptakanlah vaksin CORBEVAX.
Uji klinis besar yang dilakukan di Amerika Serikat mennunjukkan vaksin CORBEVAX aman, dapat ditoleransi dengan baik, dan 90% efektif mencegah infeksi Covid-19 bergejala.
Vaksin telah mendapat izin penggunaan darurat di India, dan negara-negara berkembang lainnya diharapkan dapat mengikuti.
Menurut ahli, vaksin subunit protein memiliki keunggulan dibanding vaksin MRNA dalam hal mudahnya produksi menggunakan teknologi DNA rekombinan (rekayasa genetika).
CORBEVAX dapat diproduksi dalam skala besar karena fasilitas manufaktur yang sesuai telah tersedia. Selain itu, vaksin ini juga bisa disimpan di lemari es biasa.
Karenanya, vaksin ini dinilai bisa mengatasi kesenjangan vaksin global yang saat ini sedang menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining