Suara.com - Sebuah studi menemukan efek paling merugikan dari dosis pertama vaksin Covid-19 adalah efek nocebo.
Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC), mengatakan efek nocebo setelah vaksin Covid-19 adalah lawan dari efek plasebo yang merupakan fenomena di mana kesehatan seseorang membaik setelah mendapatkan pengobatan tanpa manfaat terapeutik farmakologis.
Studi yang diterbitkan pada Jaringan Terbuka JAMA (Journal of the American Medical Association), menganalisis data dari 12 uji klinis vaksin Covid-19 yang mengumpulkan laporan tentang efek samping merugikan dari 22.578 penerima plasebo dan 22.802 penerima vaksin.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 35 persen penerima plasebo melaporkan efek samping sistemik, yang mana efeknya mempengaruhi seluruh tubuh, seperti demam.
Sakit kepala dan kelelahan adalah efek samping sistemik yang paling umum dilaporkan oleh penerima plasebo setelah suntikan dosis pertama.
Sekitar 19,6 persen orang mengeluhkan sakit kepala setelah suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 dan 16,7 persen orang mengeluhkan kelelahan setelah suntikan pertama.
Tapi dilansir dari News Week, BIDMC melaporkan bahwa efek samping sistemik pada kelompok plasebo ini menurun hingga 32 persen setelah dosis kedua.
BIDMC menjelaskan efek samping yang terjadi ketika seseorang mengalami efek samping yang merugikan setelah menjalani pengobatan tanpa efek farmakologis.
Menurut sebuah studi Maret 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Pharmacology, Research & Perspectives, efek nocebo mengacu pada memburuknya gejala yang disebabkan oleh terapi palsu atau terapi aktif, serta mekanisme yang bersifat psikologis dan neurobiologis.
Baca Juga: Orang Depresi Cenderung Enggan Suntik Vaksin Covid-19, Ini Sebabnya!
Sementara, efek plasebo dapat berdampak positif pada hasil pengobatan yang diberikan dan efek nocebo dapat berdampak negatif pada hasil pengobatan yang diberikan.
Tapi, efek nocebo ini bisa ditangani dengan mengontrol faktor situasional dan kontekstual, seperti informasi dan saran verbal, keyakinan mengenai perawatan kesehatan dan konsultasi dengan profesional medis, dan menghindari pemberitaan negatif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
Terkini
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
-
Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
-
Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital
-
Rahasia Seragam Medis Masa Depan Terungkap: Kolaborasi yang Mengubah Industri Tekstil Kesehatan!
-
Melihat dengan Gaya, Ini Cara Baru Menikmati Penglihatan yang Sehat
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu