Suara.com - Sejak pandemi virus corona Covid-19 melanda, orang-orang mulai beralih olahrag di rumah, seperti yoga hingga olahraga sepeda stasioner di rumah.
Tapi, seorang wanita yang rutin melakukan olahraga sepeda stasioner mengaku mengalami inkontinensia urine.
Pakar kesehatan mengatakan bahwa tekanan dari kursi sepeda pada perineum (area genital) dapat menyebabkan masalah inkontinensia urine, gairah seksual dan memicu nyeri genital serta mati rasa pada wanita maupun pria.
Dr Philippa Kaye menulis tentang kemungkinan hubungan antara olahraga sepeda stasioner dengan inkontinensia urine pada wanita baru-baru ini.
Sebuah penelitian terhadap lebih dari 300 atlet triatlon wanita yang sering bersepeda menemukan 1 dari 3 di antaranya menderita inkontinensia dan nyeri panggul.
Para ahli juga menemukan pengendara sepeda wanita dapat mengalami penurunan sensitivitas vagina dan labial, serta infeksi saluran kemih.
Terapis fisik yang menangani masalah dasar panggul, mengatakan keluhan nyeri panggul merupakan keluhan umum di antara pengendara sepeda.
Hal itu karena olahraga ini melibatkan tekanan pada area dasar panggul. Beberapa pengendara sepeda mungkin mengeluh sakit, kesemutan, mati rasa, atau inkontinensia urine. Gejala-gejala tersebut umumnya ditemukan pada wanita tetapi juga dapat terjadi pada pria.
Sebuah studi yang melihat korelasi antara pengendara sepeda wanita dan disfungsi seksual menemukan bahwa hampir 54 persen pengendara sepeda waktu memiliki masalah disfungsi seksual wanita, 58 persen mengeluhkan mati rasa pada alat kelamin, dan 69 persen mengalami nyeri di daerah genital.
Baca Juga: Benarkah Minum Anggur Merah Bisa Cegah Infeksi Virus Corona Covid-19? Ini Himbauan Ahli
Menurut penelitian, frekuensi dan durasi bersepeda tidak terkait dengan disfungsi seksual wanita. Tapi dilansir dari Fox News, frekuensi mati rasa berkorelasi dengan penurunan gairah, orgasme, dan kepuasan selama hubungan seksual. Sedangkan, frekuensi nyeri secara signifikan mengurangi gairah, orgasme, dan pelumasan genital.
Sebuah penelitian yang mengamati pria bersepeda menemukan hanya ada sedikit korelasi antara frekuensi bersepeda dan gejala saluran kemih bagian bawah, terlepas dari usia pria tersebut.
Para peneliti mengatakan bersepeda dengan intensitas tinggi memiliki dampak negatif pada fungsi dasar panggul pada beberapa pria. Walau begitu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis efek bersepeda pada masalah urogenital pada populasi ini.
Lauren Tadros, PT, DPT, ahli terapi fisik dasar panggul di Thrive Integrated Physical Therapy di New York City, mengatakan bahwa dia melihat masalah urologis pada pesepeda pria karena terlalu banyak bersepeda.
Tadros mengatakan keluhan yang paling umum adalah nyeri tulang ekor atau skrotum dan nyeri penis akibat iritasi dasar panggul. Kondisi ini kemudian menyebabkan nyeri saat ejakulasi, ragu-ragu berkemih dan frekuensi atau nyeri saat buang air kecil.
Elizabeth D'Annunzio Shah, PT, DPT, OCS, ahli terapi fisik dasar panggul di Thrive Integrated Physical Therapy di New York City juga mengatakan kencing saat olahraga bukanlah hal yang normal, meskipun inkontinensia urine lebih umum terjadi pada wanita.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?