Suara.com - Tingkat perawatan pasien Covid-19 varian Omicron rendah. Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin.
Kata Menkes Budi, pasien Omicron yang memerlukan perawatan di rumah sakit umumnya mereka yang bergejala sedang, berat, dan kritis.
Pasien virus corona varian Omicron bergejala sedang, lanjut Menkes Budi, umumnya ditandai dengan saturasi oksigen di bawah 94 sehingga membutuhkan oksigen. Sedangkan gejala berat berarti pasien perlu perawatan ruang ICU.
Data Kementerian Kesehatan per 26 Januari 2022, dari 1.988 pasien Omicron, sebanyak 54 orang di antaranya bergejala sedang dan 5 lainnya gejala berat.
"Sebenarnya yang masuk rumah sakit adalah yang 59 orang itu atau sekitar 6-7 persen yang dirawat sekarang," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/1/2022) kemarin.
Namun sejak awal omicron masuk ke Indonesia, total pasien yang dirawat di rumah sakit sebanyak 854 orang. Itu terjadi karena lebih banyak pasien dari perjalanan luar negeri yang perlu diobservasi terkait penyakit Omicron.
Sementara kondisi saat ini di mana Omicron telah menyebar secara lokal, membuat pemerintah hanya menyarankan pasien dengan gejala tertentu yang perlu dirawat di RS.
"Tidak semua perlu dirawat, kalau perlu dirawat sebetulnya hanya jika dia memerlukan oksigen. Kalau dia tidak ada gejala, isolasi sendiri di rumah dia bisa sembuh. Atau kalau ada gejala batuk, sedikit demam, itu juga tidak perlu di rumah sakit, masuk kategori ringan bisa dirawat di rumah sendiri," tuturnya.
Tingkat keparahan Omicron lebih rendah juga terlihat dari penggunaan oksigen di RS. Menkes Budi mengatakan, dari 59 pasien gejala sedang dan berat, 54 orang di antaranya menggunakan oksigen jenis nasal kanul.
Baca Juga: Warga Usia 20 Tahun ke Atas Dominasi Rasio Kasus COVID-19 di Jakarta
"Sekali lagi kita lihat sebagian besar yang membutuhkan oksigen itu sifatnya nasal kanul, jadi bukan yang berat. Ini memperkuat hipotesa kita bahwa memang ini lebih ringan dibandingkan delta yang masuk rumah sakit," ujarnya.
Ia menambahkan, salah satu ciri-ciri varian Omicron memang tidak meningkatkan angka perawatan di rumah sakit meski potensi penularannya tinggi. Selain itu, cakupan vaksinasi yang luas di Indonesia juga berpengaruh terhadap tingkat kesakitan masyarakat akibat Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya