Suara.com - Selain gangguan mata minus, salah satu gangguan penglihatan yang juga umum dialami adalah mata silinder.
Mata silinder adalah gangguan refraksi mata berupa rabun jauh dan rabun dekat yang terjadi akibat ketidakmampuan mata membiaskan cahaya, sehingga titik fokus jatuh tidak tepat di retina, yang menyebabkan penglihatan jadi kabur.
Dibanding mata minus, banyak pemilik mata silinder yang khawatir gangguan mata ini tidak bisa dikurangi atau dihilangkan. Benarkah?
Presiden Direktur JEC Eye Hospitals & Clinics dr. Johan Hutauruk, Sp.M(K), mengatakan solusi paling praktis dari masalah mata silinder adalah menggunakan kacamata.
Tapi untuk mengurangi besaran silindernya, dr. Johan mengakui bahwa operasi bedah mata lasik jadi satu-satunya solusi.
"Kalau dikurangi harus dengan tindakan bedah yang namanya lasik. Jadi kalau orang ada perlu sekolah mau masuk kedinasan, tidak boleh pakai kacamata, memang obat-obat belum ada yang bisa," ungkap dr.Johan dalam acara pembukaan RS Mata JEC-Candi @ Semarang, Sabtu (29/1/2022).
Lasik atau laser-assisted in situ keratomileusis adalah salah satu jenis bedah refraktif, yaitu operasi mata yang bertujuan memperbaiki gangguan refraksi atau pembiasan mata.
Operasi lasik mata dapat mengobati rabun jauh atau miopi, rabun dekat atau hipermetropi, dan mata silinder atau astigmatisme.
Lebih lanjut, dr. Johan mengatakan alih-alih fokus pada upaya perbaikan, sebaiknya anak yang punya risiko besar mengalami masalah mata seperti silinder karena keturunan orangtua atau genetik, harus dilakukan skrining mata.
Baca Juga: Kenali Gejala Degenerasi Makula dan Penanganannya Sedini Mungkin
Skrining mata ini ditujukan agar mata yang sudah minus atau silinder dilakukan penanganan, agar besaran minus atau silindernya tidak bertambah.
"Tapi kalau terjadi minus 10 mau diapain pun tidak bisa, kecuali tindakan lasik," ungkap dr. Johan.
Di sisi lain, ia juga mengungkap bahwa jaringan RS JEC di seluruh Indonesia menghadirkan layanan one stop solutions, salah satunya bagian pediatric, bagian untuk mengontrol miopia secara khusus.
"Mengontrol kalau sudah minus jangan naik terus tahun depannya, dipertahankan," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Emas Antam Pecah Rekor Lagi, Harganya Tembus Rp 2.095.000 per Gram
-
Pede Tingkat Dewa atau Cuma Sesumbar? Gaya Kepemimpinan Menkeu Baru Bikin Netizen Penasaran
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas