Suara.com - Sejak awal tahun 2022, pemerintah Indonesia mulai mengizinkan proses Pembelajaran Tatap Muka atau PTM di sekolah. Hanya saja, kegiatan belajar mengajar secara langsung di sekolah ini dilakukan dalam waktu lebih singkat. Jika dalam kondisi normal, kegiatan belajar mengajar di sekolah berlangsung lebih dari 6 jam, sedangkan saat PTM terbatas hanya dilakukan 4 hingga 6 jam per hari.
Di tengah peningkatan kasus positif Covid-19 di Indonesia dengan munculnya varian baru Omicron, pelaksanaan kegiatan PTM di sekolah sempat diberhentikan dengan ditemukannya beberapa kasus positif di beberapa sekolah. Namun, beberapa sekolah yang sempat ditutup kembali dibuka dan PTM tetap dilakukan secara terbatas sesuai anjuran pemerintah untuk menjaga keamanan kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan PTM terbatas di sekolah berlangsung setelah keluarnya Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani oleh empat menteri, terdiri dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/6678/2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) tanggal 21 Desember 2021.
“Semua pihak, termasuk guru dan petugas sekolah, serta siswa/i harus mematuhi aturan SKB 4 menteri agar kegiatan PTM berlangsung aman dan tidak menimbulkan cluster Covid-19 di sekolah. Selain itu, PTM terbatas sekolah akan menjadi aman apabila dapat berjalan sesuai rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),” ujar dr. Tubagus Argie F.S.S, S.H., AHCS Claim Management, Allianz Life Indonesia, mengutip siaran resminya .
Nah, untuk memastikan anak tetap sehat dan terlindungi saat melakukan PTM terbatas, berikut tips yang perlu dilakukan orangtua.
- Beri pengertian pada anak tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dengan baik dan benar;
- Pastikan anak dalam kondisi sehat tanpa gejala Covid-19 sebelum berangkat ke sekolah;
- Menyediakan masker cadangan;
- Membawakan hand sanitizer untuk anak;
- Menyediakan bekal makanan dan minuman dengan menu praktis dari rumah, sehingga anak tidak perlu jajan;
- Menyediakan alat tulis lengkap agar tidak terjadi pinjam-meminjam dengan siswa/i lain;
- Menerapkan etika bersih sepulang sekolah seperti, mandi, mencuci tangan, dan lain sebagainya.
Dengan 'bekal' di atas, semoga anak terhindar dari penularan Covid-19 saat PTM terbatas, ya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan