Suara.com - Walikota New York Eric Adams mengumumkan bahwa lebih dari 1.400 pekerja sekelas PNS di sana diberhentikan dari pekerjaan karena menolak mandat untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Dari ribuan pekerja tersebut, 914 di antaranya adalah pekerja di Departemen Pendidikan dan 101 lainnya di Otoritas Perumahan.
Mandat wajib vaksinasi sendiri dikeluarkan oleh pendahulu Adams, Bill de Blasio pada Oktober, di mana seluruh pekerja kota diwajibkan mendapat vaksinasi Covid-19.
"Saya ingin mereka bertahan, saya ingin mereka menjadi pegawai kota, tetapi mereka harus mematuhi aturan," kata Adams saat melakukan konferensi pers, 10 Februari 2022 lalu, dikutip Suara.com dari Newsweek.
"Kami tidak memecat mereka. Mereka berhenti Ini tanggung jawabnya jelas," tambah Adams.
Meski 'baru' 1.430 orang yang dipecat, namun pihak kota New York mengaku siap kehilangan total 3.000 pegawai lainnya, atau satu persen dari total seluruh PNS di kota New York, Amerika Serikat.
Ditulis Times, pengurangan tersebut masih bagian dari respon menolak mandat vaksinasi yang ditetapkan oleh pemerintah New York.
Pada 11 Februari 2022 lalu, banyak pekerja kota New York yang turun ke jalan dan memprotes pemecatan tersebut.
Cassey McFadden, pensiunan yang bekerja sebagai guru lebih dari 25 tahun, terpaksa harus kembali mengajar sebagai guru pengganti karena banyak sekolah kekurangn guru akibat Covid-19. Ia juga mengatakan bahwa mandat wajib vaksin Covid-19 merupakan sesuatu hal yang 'memalukan'.
Cassey sendiri belum mendapatkan vaksin karena memiliki alergi parah dan harus melakukan tes secara berkala setiap minggu. Ia juga mengatakan bahwa dirinya bersedia menjadi guru pengganti karena membutuhkan uang agar bisa tetap bertahan.
"Mengapa mereka begitu kejam dan membuat orang kehilangan pekerjaan ketika yang mereka lakukan hanyalah melakukan tes Covid-19 mingguan?" kata Cassey.
Di sisi lain, seorang petugas pemadan kebakaran New York yaitu Paul Schweit mengatakan bahwa para anggota pemadam kebakaran yang menolak mandat vaksinasi Covid-19 akan segera dipecat pada Jumat pekan ini.
"Kami meminta kebebasan untuk memilih," kata Paul.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
-
Profil Victor Hartono: Pewaris Djarum, Dicekal Negara Diduga Kasus Pajak
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining