Suara.com - Presenter kenamaan Dorce Gamalama meninggal dunia karena terinfeksi virus corona Covid-19 pagi ini, Rabu (16/2/2022).
Menurut kerabat Dorce Gamalama, Hetty Sunjaya, saat Dorce dilarikan ke rumah sakit karena virus corona Covid-19, kondisinya langsung drop hingga tak sadarkan diri.
"Beliau kena covid hampir 3 minggu di rumah sakit," ujar kerabat Dorce Gamalama, Hetty Sunjaya kepada awak media, Rabu (16/2/2022).
Lebih lanjut, kondisi Dorce Gamalama terus drop sampai meninggal dunia akibat virus corona Covid-19.
Sebelum ini, Dorce Gamalama juga diketahui pernah menderita demensia Alzheimer. Ia pun membutuhkan waktu pemulihan yang sangat lama.
"Karena dia tuh yang waktu itu seperti saya bilang, beliau itu dapet Demensia Alzheimer. Itu kan recoverynya lama," ujar Ira Safira sahabatnya.
Sedangkan dilansir dari Alzheimers UK, ada beberapa bukti bahwa infeksi virus corona Covid-19 bisa menyebabkan demensia seseorang memburuk lebih cepat.
Seseorang memiliki kemungkinan bisa memperoleh kembali beberapa kemampuannya dengan rehabilitasi, meskipun beberapa penurunan akan bersifat permanen.
Saat infeksi virus corona ini memperburuk demensia, hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal, termasuk:
Baca Juga: 2 Kali Positif Virus Corona, Tarra Budiman Dibilang Magister Covid-19
- Virus yang masuk ke otak dan merusak lebih banyak sel di organ tubuh tersebut
- Delirium adalah gejala virus corona Covid-19 pada orang dengan demensia dan menyebabkan gejala yang lebih buruk
- Long Covid-19 bisa menyebabkan masalah dengan memori atau kabut otak.
- Ventilasi invasif atau penggunaan tabung untuk membantu orang bernapas) atau perawatan intensif memperburuk kebingungan
Risiko inilah yang membuat penderita demensia perlu dilindungi dari virus corona Covid-19.
Jika seseorang dengan demensia terkena virus corona, termasuk salah satu varian virus corona, mereka berisiko lebih tinggi terkena infeksi lebih parah.
Risiko gejala parah meningkat signifikan seiring bertambahnya usia. Kondisi kesehatan jangka panjang tertentu juga meningkatkan risiko infeksi parah secara signifikan.
Beberapa di antaranya penyakit jantung atau pembuluh darah dan diabetes. Tetapi, lebih sering terjadi pada penderita demensia.
Ada beberapa bukti bahwa demensia itu sendiri dapat menambah risiko lebih lanjut di atas usia dan kondisi kesehatan lainnya, tetapi ini tidak pasti.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas