Suara.com - Subvarian lain dari varian Omicron sudah bermunculan. Para ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mengatakan bahwa subvarian dari varian Omicron itu sedang meningkat.
Hasil eksperimen laboratorium baru dari Jepang menunjukkan bahwa subavarian BA2 dari varian Omicron mungkin memiliki fitur yang membuatnya mampu menyebabkan infeksi serius, seperti varian Delta.
Subavrian BA2 dari varian Omicron ini pertama kali ditemukan di Filipina pada November 2021. Virus memang memiliki sifat bermutasi dan mutasi itulah yang membuat varian baru dari suatu virus terbentuk.
Tapi, saat virus itu bermutasi menjadi varian, bisa jadi bercabang atau terpecah kembali menjadi sub-varian atau sub-garis keturunan.
Berdasarkan laporan yang dilansir dari Times of India, varian Delta memiliki lebih dari 200 sub-varian yang berbeda.
Kini, varian Omicron memiliki sub-varian BA1, BA2, BA3 dan BA11529, di mana BA1 paling dominan beberapa bulan sebelumnya dan sekarang para ilmuwan mulai memperingatkan tentang sub-varian BA2.
Terkait sifat dari sub-varian dari varian Omicron, sebuah laporan Nature mengatakan kemampuan varian Omicron ini menginfeksi dan menyebar di antara orang-orang bisa saja menggantikan posisi varian Delta.
Jadi, ada kemungkinan terjadi peningkatan sub-varian BA2 yang mungkin lebih menginfeksi dan mampu menghindari kekebalan.
Para ahli telah menemukan banyak mutasi yang dapat dibedakan pada BA2 dari BA1, yang sebagian besar di wilayah protein lonjakan yang mengkonfirmasi spekulasi seputar sifat penghindaran kekebalan dari virus.
Baca Juga: WHO: Varian Virus Corona yang Lebih Menular dan Bahaya Masih Bisa Muncul
Saat ini sub-varian BA2 menyebar lebih cepat di negara-negara seperti Denmark, Filipina, dan Afrika Selatan. Studi penelitian awal menunjukkan bahwa sub-varian BA2 bisa mengatasi kekebalan dari vaksinasi dan menghindari kekebalan tubuh yang dikembangkan melalui infeksi sebelumnya.
Banyak peneliti mengatakan bahwa orang yang sudah vaksinasi penuh dan suntik booster pun mungkin masih rentan terinfeksi subvarian BA2 daripada BA1. Apalagi, mereka yang tidak vaksinasi sama sekali.
Sebuah studi penelitian yang dilakukan oleh SSI Denmark telah menemukan bahwa BA.2 secara substansial lebih menular daripada sub varian BA.1. Studi ini melibatkan 8.500 rumah tangga dan 18.000 individu.
Kemiripan pada kedua sub-varian tersebut dideteksi oleh David Ho. Studi ahli virologi Universitas Columbia David Ho mengatakan bahwa kedua sub-varian ini sama-sama efisien dalam melawan antibodi penawar pada orang yang telah divaksinasi atau sebelumnya terinfeksi.
Pendapat serupa tentang sub varian telah diberikan oleh Francois Balloux, Profesor Biologi Sistem Komputasi dan direktur Institut Genetika UCL. Sesuai BBC, dia mengatakan bahwa BA1 dan BA2 bisa dianggap sebagai dua sub-garis keturunan varian Omicron secara epidemiologis.
Sub-varian BA1 dari varian Omicron ini terkena sebagai penyebar super dan memiliki tingkat penularan tertinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat