Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disarankan perlu menyatakan sub-strain BA.2 dari varian Omicron sebagai varian yang mengkhawatirkan atau variant of concern (VOC). Usul itu disampaikan ahli epidemiologi Dr Eric Feigl-Ding pada akun Twitter pribadinya.
Pada cuitannya yang ditulis Minggu (20/2), Ding juga menyebut akun resmi WHO dan sejumlah pejabat WHO.
"Sekarang 100 persen jelas bahwa @WHO perlu mendeklarasikan #Ba2 sebagai "varian perhatian" berisiko tinggi". Dear @mvankerkhove @doctorsoumya @DrTedros @gabbystern @DrMikeRyan — tolong buat begitu. Deklarasi VOC BA2 sekarang ASAP," tulis Ding.
Menanggapi hal tersebut, kepala teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove menyampaikan bahwa subvarian BA.2 sebenarnya sudah termasuk VOC karena masih termasuk Omicron.
Dia menegaskan, berdasarkan penelitian oleh tim Jepang yang dipimpin Universitas Tokyo, terungkap kalau subvarian Omicron BA.1 dan BA.2 sama-sama mampu menghindari kerja vaksin.
"Eksperimen netralisasi menunjukkan bahwa kekebalan humoral yang diinduksi vaksin gagal berfungsi melawan BA.2 seperti BA.1," kata penulis penelitian, dikutip dari Live Mint.
Omicron pertama kali dilaporkan dari Botswana dan Afrika Selatan pada November 2021. Sejak itu, sub-varian BA.1 telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan mendominasi varian lain seperti Delta.
Pada Februari tahun ini, subvarian lain dari Omicron berupa garis keturunan BA.2, terdeteksi di beberapa negara seperti Denmark dan Inggris.
Subvarian BA.2 juga kini telah mulai mendominasi kasus varian BA.1. Kondisi itu menunjukkan bahwa BA.2 lebih menular daripada Omicron asli, kata para peneliti. Tetapi di sisi lain, para peneliti mengatakan bahwa subvarian BA.2 sebenarnya punya karakter virus berbeda dengan BA.1.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Sebut Puncak Kasus Covid-19 Varian Omicron Pertengahan Maret 2022
“Meskipun BA.2 dianggap sebagai varian Omicron, urutan genomiknya sangat berbeda dari BA.1, yang menunjukkan bahwa karakteristik virologi BA.2 berbeda dari BA.1,” para penulis mencatat.
Temuan itu pula membuat Eric Feigl-Ding meminta WHO untuk memisah subvarian BA.2 dari Omicron asli. Ding menyebutkan kalau situasi wabah akibat infeksi BA.2 telah mengkhawatirkan dan menjadi berita buruk.
“Eksperimen lab baru dari Jepang menunjukkan bahwa #BA2 mungkin memiliki fitur yang membuatnya mampu menyebabkan penyakit serius seperti varian lama, termasuk Delta! Namun mengelak seperti sepupu #Omicron BA1. #BA2 melonjak—perlu ditingkatkan ke VOC secepatnya," kata Ding.
Sementara itu, WHO tetap mengatakan bahwa meskipun BA.2 lebih menular daripada BA.1, subvariannya tidak lebih parah.
"Di antara semua subvarian, BA.2 lebih mudah menular daripada BA.1. Namun, tidak ada perbedaan dalam hal tingkat keparahannya," kata Kerkhove dalam sebuah video.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat