Suara.com - Sebuah penelitian yang dinilai paling komprehensif menunjukkan bahwa suhu bumi yang semakin panas meningkatkan jumlah penderita gangguan mental.
Studi ini merupakan hasil analisis catatan medis jutaan warga AS. Peneliti menemukan adanya peningkatan, rerata 8%, dalam jumlah kunjungan rumah sakit darurat di waktu suhu sedang tinggi.
Panasnya suhu ini berdampak pada banyak gangguan mental, seperti stres, gangguan mood dan kecemasan, skizofrenia, self-harm, dan gangguan penggunaan obat terlarang.
Menurut laporan The Guardian, frekuensi suhu ekstrem ini didorong oleh krisis iklim.
Hasil ini cukup mengejutkan para peneliti, ketika dampak panas ekstrem biasanya adalah dehidrasi dan sengatan panas, studi ini menunjukkan gangguan kesehatan mental.
"Penelitian ini menetapkan pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya bahwa hari-hari yang sangat panas dapat berdampak pada kesehatan mental orang secara subtansilal," ujar penulis senior studi Gregory Wllenius dari Universitas Boston, As.
Bahkan, dampak ini memengaruhi semua kelompok usia, baik pria maupun wanita, dan di seluruh dunia.
Para ahli lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian, Emma Lawrance dari Imperial College London, Inggris, mengatakan bahwa studi ini memperjelas bahwa perubahan iklim mengancam tubuh dan pikiran manusia.
"Meskipun efeknya relatif kecil, itu memiliki implikasi besar bagi kesehatan masyarakat dan sistem perawatan kesehatan," komentar Lawrence.
Baca Juga: Usai Bahas Kerjasama Iklim dan Transportasi, Gubernur Anies Ajak Mendag Inggris Naik MRT Jakarta
Studi ini menggunakan desain “case-crossover”, di mana peserta dipantau selama periode waktu tertentu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan