Suara.com - Masuknya pegal linu sebagai salah satu gejala yang muncul akibat Omicron membuat masyarakat lebih waspada terhadap keluhan ini. Meski sebenarnya penyebab pegal linu juga beragam, namun kewaspadaan ini dinilai baik sebagai bentuk kesadaran masyarakat pada bahaya Omicron.
Nah lepas dari Omicron, beberapa penyebab pegal linu ternyata juga bisa dipicu oleh hal-hal yang jauh lebih sederhana, atau bahkan jauh lebih serius. Maka dari itu, simak beberapa penyebabnya di bawah ini, dan jangan dianggap remeh!
1. Terjadinya Cedera Otot
Umum untuk banyak orang mengalami pegal linu dan dipicu karena adanya cedera otot. Biasanya, pegal akan terasa ketika cedera terjadi pada tendon atau ligamen yang berada di area kaki. Tingkat keparahannya sendiri akan beragam, tergantung dengan kerusakan yang terjadi.
Cedera otot dipicu karena gerakan yang kurang tepat, benturan , atau terjatuh.
2. Postur Tubuh Buruk saat Beraktivitas
Biasanya diremehkan, tapi postur tubuh yang buruk saat beraktivitas bisa menjadi penyebab munculnya pegal linu. Hal ini akan memberikan tekanan pada otot yang tidak normal, sehingga otot dipaksa berkontraksi lebih intens.
Sederhana saja, seperti posisi duduk yang membungkuk ke depan, berdiri dengan tumpuan satu kaki, serta kurang pemanasan saat olahraga, akan jadi pemicu munculnya pegal linu di bagian tubuh.
3. Stres
Baca Juga: Heboh, Desainer asal Indonesia Diduga Beli Organ Manusia dari Brasil
Tidak disebabkan oleh aktivitas fisik, tapi stres juga bisa membuat Anda merasa pegal linu. Stres yang muncul secara terus menerus akan membuat refleks otot di berbagai bagian tubuh menjadi tegang, sehingga terus berkontraksi.
Sebenarnya stres ini bisa dipicu karena dua hal, stres secara fisik dan stres secara mental. Keduanya, memiliki efek serupa dan bisa jadi penyebab dari pegal linu.
4. Masalah Kesehatan Lain
Untuk poin keempat ini rasanya perlu dipertimbangkan dengan lebih baik, dengan berkonsultasi dengan dokter kepercayaan Anda. Beberapa kondisi yang bisa jadi pemicu munculnya pegal linu antara lain :
- kelelahan kronis
- gangguan tidur
- kram otot
- infeksi
- terjangkit Omicron
- penyakit autoimun, misalnya myositis atau lupus
- fibromyalgia
Dan beberapa kondisi lain yang bisa memberikan gejala serupa.
Untuk itu, mengetahui penyebab pegal linu jadi penting agar dapat memastikan penanganan apa yang tepat untuk meredakannya. Semoga artikel ini bisa jadi satu hal yang bermanfaat, dan selamat beraktivitas!
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?