Suara.com - Pelayanan kesehatan bagi pasien kanker anak perlu ditingkatkan, mengingat jumlah pasiennya yang terus meningkat setiap tahun.
Inilah yang menjadi alasan Kementerian Kesehatan bersama Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais dan Roche Indonesia memperluas cakupan pelatihan telementoring Extension for Community Health Outcomes (ECHO) hingga ke komunitas pediatri Indonesia.
Hal ini untuk meningkatkan akses dan kualitas penatalaksanaan kanker anak di Indonesia serta mendukung akselerasi pengembangan jejaring kanker nasional.
"Kami sangat mengapresiasi adanya telementoring ECHO yang kini juga merambah ke komunitas pediatri demi meningkatkan kualitas penatalaksanaan kanker anak di Indonesia,” ujar Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dr. Siti Khalimah, Sp.KJ., MARS, melalui siaran persnya.
Dia mengatakan, pada umumnya strategi yang paling efektif untuk mengurangi beban kanker pada anak-anak dan meningkatkan hasil perawatan adalah berfokus pada diagnosis yang cepat, tepat dan diikuti oleh terapi berbasis bukti yang efektif.
Oleh karena itu, menurut Siti, sangat penting adanya pembekalan terhadap para tenaga medis agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
Model telementoring ECHO hadir untuk menjangkau wilayah-wilayah di Indonesia dengan fasilitas kesehatan maupun tenaga medis yang belum merata dan memadai serta memberikan pelatihan bagi penyedia layanan kesehatan agar dapat memberikan penanganan terbaik bagi para pasien kanker di wilayahnya masing-masing.
Melalui pendekatan berbagi pengetahuan melalui teknologi dengan berbasis kasus-kasus kanker yang sebelumnya sudah ditangani, para ahli di rumah sakit pengampu (hub) serta klinisi di daerah yang diampu (spoke) dapat berinteraksi melalui pemanfaatan teknologi.
Model telementoring ini menjadi bagian dari Project ECHO yang merupakan sebuah program kemitraan strategis dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas penatalaksanaan kanker, termasuk kanker pada anak, di Indonesia serta mendukung akselerasi pengembangan jejaring kanker nasional.
Baca Juga: Penyintas Kanker di Indonesia Masih Terhambat Biaya Pengobatan, Ini Rekomendasi Untuk Pemerintah
Project ECHO direncanakan akan menjangkau 110 rumah sakit sampai dengan 2024 dengan target jangka panjang hingga 514 rumah sakit.
Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS, menuturkan, untuk membuat sistem pelayan terpadu agar penatalaksanaan kanker dapat semakin merata diperlukan jejaring layanan kanker nasional, termasuk dalam hal ini mencakup persoalan kanker pada anak di Indonesia.
"Project ECHO sejalan dengan rencana jangka panjang Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk membuat jejaring layanan kanker secara nasional agar pasien di berbagai wilayah dapat memperoleh pelayanan langsung tanpa harus datang ke rumah sakit rujukan," tutur dia.
Kemudian, demi meningkatkan kualitas pelayanan bagi anak-anak dengan kanker, maka diperlukan kerja sama dari semua pihak. Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), mendukung usaha untuk meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia, termasuk juga anak-anak dengan kanker.
Menurut dia, diperlukan peningkatan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan dokter umum, bidan, perawat, dan semua stakeholder lain agar terjalin kolaborasi yang harmonis.
Di era digital ini, IDAI mendukung pemanfaatan teknologi yang maksimal untuk memudahkan pelayanan kesehatan seperti konsultasi antara dokter dengan pasien, dan juga konsultasi antar tenaga kesehatan.
Berita Terkait
-
Nirina Zubir Bangga Mahkotanya Kini Jadi Wig untuk Pejuang Kanker
-
Ayah Spill Foto Terbaru Vidi Aldiano: Semua Kan Berujung Terang
-
Bukan Direncanakan, Ide Mulia Nirina Zubir Donasi Rambut Berawal dari 'Bisikan' Teman
-
Pangkas Rambut Usai 7 Tahun Dirawat, Nirina Zubir Bangga Mahkotanya jadi Wig buat Pejuang Kanker
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan