Suara.com - Perusahaan farmasi Pfizer mengumumkan hendak melakukan uji klinis pil antivirus Covid-19 pada kelompok anak-anak.
Pil Covid-19 bernama Paxlovid tersebut sebenarnya sudah disahkan pada Desember 2020 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, FDA.
Namun pil tersebut hanya diberikan kepada pasien Covid-19 berusia 12 tahun ke atas yang memiliki gejala ringan, sedang, hingga berisiko tinggi terkena penyakit parah.
Mengutip dari ABC News, rencana uji coba ini akan dilakukan pada 140 anak, dengan usia 5-17 tahun yang akan dibagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok anak, di antaranya memiliki berat badan antara 44 sampai 88 pon. Sedangkan kelompok kedua, khusus anak dengan memiliki berat badan lebih dari 88 pon.
Pada kelompok anak dengan berat badan lebih dari 88 pon, akan diberikan dosis yang saat ini diizinkan untuk remaja dan dewasa. Sedangkan bagi anak dengan berat badan di bawahnya, akan diberi dosis yang lebih kecil.
“Sejak awal pandemi, lebih dari 11 juta anak di bawah usia 18 tahun di Amerika Serikat telah dinyatakan positif Covid-19, yang mewakili hampir 18 persen dari kasus yang dilaporkan dan menyebabkan 100.000 perawatan di rumah sakit,” ungkap Kepala Petugas Ilmiah dan Presiden Penelitian, Mikael Dolsten.
"Ada kebutuhan signifikan yang tidak dapat terpenuhi untuk perawatan rawat jalan, yang dapat dilakukan oleh anak-anak dan remaja untuk membantu mencegah perkembangan penyakit parah, termasuk rawat inap atau kematian,” lanjut Mikael Dolsten.
Teruntuk anak di bawah 6 tahun, tidak akan dimasukkan dalam penelitian ini. Tetapi Pfizer mengatakan, penelitian mengenai pil sedang berjalan guna menentukan dosis terbaik untuk anak kecil.
Baca Juga: Kenapa Ada Orang Tidak Pernah Terinfeksi Covid-19 Meski Satu Rumah Positif?
Pil Pfizer dipuji sebagai alternatif obat, di mana pengobatan pertama ini tidak memerlukan infus sehingga lebih nyaman diberikan kepada pasien.
Tidak hanya itu, pil tersebut terdiri dari dua obat, yakni ritonavir yang biasa digunakan untuk mengobati HIV/AIDS dan nirmatrelvir, sebuah antivirus yang dikembangkan Pfizer untuk meningkatkan kekuatan.
Data uji klinis saat ini menunjukkan, pil tersebut dapat mengurangi risiko rawat inap dan kematian pasien Covid-19 sebesar 89 persen dalam tiga hari. Dan untuk pil Paxlovid ini, disarankan untuk dikonsumsi dua kali sehari, atau selama lima hari.
Berita Terkait
Terpopuler
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- 25 Kode Redeem FC Mobile 18 Oktober 2025: Klaim Pemain OVR 113, Gems, dan Koin Gratis!
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?
-
Fraud Asuransi Kesehatan: Rugikan Triliunan Rupiah dan Pengaruhi Kualitas Layanan Medis!
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Masa Depan Layanan Kesehatan Ada di Genggaman Anda: Bagaimana Digitalisasi Memudahkan Pasien?
-
Manfaat Jeda Sejenak, Ketenangan yang Menyelamatkan di Tengah Hiruk Pikuk Kota
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
-
Stop Diet Ekstrem! 3 Langkah Sederhana Perbaiki Pencernaan, Badan Jadi Lebih Sehat
-
Prodia Skrining 23.000 Lansia di Indonesia, Dukung Deteksi Dini dan Pencegahan Demensia