Suara.com - Omicron hingga kini masih menjadi kekhawatiran tersendiri di Indonesia. Seperti diketahui, varian omicron menjadi pemicu gelombang ketiga Covid-19 di Tanah Air.
Belum reda kasus omicron, pemerintah telah melaporkan adanya kasus varian BA.2 atau son of omicron dan juga dikenal sebagai omicron siluman. Terbaru, juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa omicron siluman itu telah terdeteksi di 19 provinsi di Indonesia.
“Bagaimanapun kondisi kasus saat ini, tujuan kita bersama adalah mengendalikan kasus positif dan kematian turun kemudian berlangsung secara konsisten,” kata kata Wiku dikutip dari ANTARA.
Berdasarkan data dari GISAID pada 13 Maret lalu, Wiku mengatakan bahwa sejak awal tahun 2022 Indonesia terlihat mengalami kenaikan kasus Omicron BA.2. Tercatat jumlah kasus dari subvarian itu, sudah terdeteksi di 19 provinsi dan totalnya telah mencapai 8.302 kasus dari pemeriksaan genome sequencing yang telah dilakukan.
Sayangnya, hal tersebut justru terjadi di saat cakupan vaksinasi Covid-19 secara nasional sedang menurun sehingga ia meminta seluruh masyarakat untuk segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan dosis lengkap ataupun booster.
Sedangkan bagi pemerintah daerah, ia meminta untuk mempercepat pemberian vaksinasi Covid-19 agar proteksi masyarakat melalui kekebalan kelompok dapat terbentuk dan terhindar dari varian tersebut.
“Mohon kepada pemerintah daerah untuk kembali meningkatkan cakupan vaksinasi dosis lengkap dan booster di daerahnya. Jangan ragu untuk terus meningkatkan cakupan vaksinasi booster untuk proteksi masyarakat yang semakin kuat,” ujar dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan subvarian Omicron BA.2 berkontribusi pada peningkatan laju perawatan pasien di sejumlah negara.
"Beberapa negara kita amati dan pelajari laju penularannya seperti di Hong Kong, Korea Selatan, Inggris yang kita ketahui mengalami peningkatan kasus perawatan karena adanya peningkatan varian baru dari Omicron yaitu subvarian BA.2," kata Nadia.
Baca Juga: Cegah Kematian karena Covid-19, Pasien Penyakit Kronis dan Lansia Perlu Segera Vaksinasi
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas