Suara.com - Semua orang tahu rasanya sakit perut yang tidak nyaman. Jika seseorang melewatkan satu kali makan karena satu dan lain alasan, dia dapat merasakan efeknya pada suasana hati, kemampuan untuk berkonsentrasi, dan kadang-kadang bahkan kemampuan untuk berpikir jernih. Bahaya sering menahan lapar tidak boleh diabaikan.
Sayangnya, ini adalah kenyataan bahwa jutaan orang hidup dengan perasaan seperti ini setiap hari dalam hidup mereka. Menurut PBB, sekitar 870 juta orang menderita kelaparan, yang berarti satu dari delapan orang kelaparan secara global. Bahaya sering menahan lapar memiliki efek serius pada seluruh tubuh.
Meskipun rasa lapar biasanya merupakan perasaan yang berhubungan dengan perut, rasa lapar juga secara langsung mempengaruhi otak. Karena kekurangan nutrisi penting, vitamin, protein dan mineral, rasa lapar yang parah dan terus menerus dapat menghambat perkembangan otak secara kognitif, sosial dan emosional, yang semuanya mempengaruhi kemampuan individu untuk membaca, berkonsentrasi, menghafal dan bahkan berbicara.
Organ-organ penting lainnya juga secara langsung dipengaruhi oleh rasa lapar. Gangguan penglihatan dan masalah penglihatan lainnya diakibatkan oleh kekurangan vitamin A, dan gusi serta gigi dapat menjadi rusak karena kekurangan kalsium. Bahaya sering menahan lapar ebih buruknya lagi adalah akan menyerang sistem kekebalan tubuh.
Jika sistem kekebalan tubuh kekurangan vitamin, nutrisi, dan mineral dasar, maka ia tidak dapat mempertahankan tubuh dengan baik terhadap penyakit, itulah sebabnya negara-negara berkembang terus-menerus memerangi berbagai penyakit.
Seperti disebutkan di atas, kelaparan dapat mempersulit belajar, itulah sebabnya kemiskinan dan kelaparan yang ekstrem sering dikaitkan dengan kurangnya pendidikan yang layak. Terutama di negara berkembang, anak-anak yang mengalami kelaparan sejak usia sangat muda cenderung kesulitan secara akademis dan memiliki IQ yang lebih rendah jika dibandingkan dengan prestasi akademik anak-anak yang bergizi baik.
Meskipun semua anak harus memiliki akses ke makanan, sangat penting bahwa bayi baru lahir dan balita menerima nutrisi yang diperlukan. Menurut 30 Hour Famine, 70 persen otak berkembang selama dua tahun pertama kehidupan saja. Jika anak kecil mengalami kekurangan gizi, terutama dalam rentang waktu tersebut, otaknya bisa rusak selamanya.
Bahaya sering menahan lapar dan kekurangan gizi tidak hanya merusak, tetapi juga tidak dapat diperbaiki. Selain kurangnya kenyamanan, kelaparan juga menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa setiap orang, terutama yang berada di negara berkembang, memiliki asupan nutrisi yang diperlukan tubuh agar dapat hidup sehat dan berumur panjang.
Kontributor : Ulil Azmi
Baca Juga: Tak Hanya Menyegarkan, Ini 5 Manfaat Kolang-kaling bagi Kesehatan
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global