Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Badan POM menambah vaksin Sinopharm sebagai satu kombinasi vaksin booster campuran atau vaksin booster heterolog Covid-19 di Indonesia.
Kombinasi vaksin Sinopharm bisa diberikan kepada masyarakat penerima dua dosis awal atau vaksin primer dengan merek Sinovac.
Dengan penerbitan vaksin booster campuran ini, maka Indonesia memiliki lima jenis vaksin booster heterolog yang bisa digunakan yaitu Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, dan Sinopharm. Hal itu berbeda dengan vaksin Janssen (J&J) yang harus menggunakan vaksin yang sama untuk booster homolog.
“Booster heterolog vaksin Sinopharm satu dosis diperuntukkan untuk subyek usia 18 tahun ke atas yang telah mendapatkan vaksin primer Sinovac dosis lengkap 6 (enam) bulan sebelumnya," ujar Kepala Badan POM, Penny K. Lukito melalui keterangannya yang diterima suara.com, Selasa (22/3/2022).
Persetujuan vaksin booster heterolog untuk Sinopharm ini diberikan Badan POM, berdasarkan pertimbangan aspek keamanan yang bisa ditoleransi dengan baik.
Adapun reaksi lokal yang paling sering ditemukan dalam uji klinik booster campuran ini adalah pruritus atau rasa gatal, kemerahan dan pembengkakan di area penyuntikan.
Sedangkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI sistemik yang paling banyak dilaporkan adalah fatigue atau kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan batuk.
"Profil kejadian sampingan (Adverse Events/AEs) yang dilaporkan dalam uji klinik booster heterolog ini, serupa dengan kejadian sampingan pada uji klinik vaksin primer maupun booster homolog, yaitu bersifat ringan hingga sedang,” tambah Penny.
Dari aspek Imunogenisitas, hasil analisis pemberian 1 dosis booster vaksin Sinopharm pada kelompok subjek vaksin primer Sinovac, menunjukan adanya peningkatan respon antibodi.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Subvarian Omicron BA.2 Ditetapkan Jadi Variant of Concern
Peningkatan ini terjadi pada pengukuran hari ke-14 dan ke-28 pasca pemberian dosis booster. Antibodi IgG anti-sRBD menunjukkan peningkatan sebesar 8,19 kali dan 10,65 kali dibandingkan sebelum pemberian booster atau baseline.
"Disetujuinya penggunaan vaksin Sinopharm ini telah menambah alternatif vaksin booster heterolog bagi masyarakat yang menggunakan vaksin primer Sinovac sebelumnya," ungkap Penny.
Pemberian izin vaksin booster heterolog untuk Sinopharm ini juga diberikan berdasarkan hasil kerjasama Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19 dan ITAGI, sehingga vaksin booster campuran ini sudah bisa diaplikasikan ke masyarakat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
Terkini
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025