Suara.com - Update Covid-19 global per Selasa (22/3/2022) pagi menunjukkan adanya penambahan kasus positif sebanyak 1,03 juta dan 3.248 orang meninggal dunia dalam sehari.
Hingga saat ini tercatat ada 471,92 juta kasus positif dengan 6,1 juta orang meninggal sejak pandemi terjadi.
Lonjakan kasus nampak masih terjadi di Korea Selatan, Vietnam, dan Jerman, di mana ketiga negara itu mendominasi laporan infeksi harian. Masing-masing melaporkan 209.169 kasus di Korea Selatan, 131.713 kasus di Vietnam, dan 182.939 kasus di Jerman.
Peningkatan kasus positif di negara itu disebut karena paparan virus corona varian omicron yang lebih cepat menular.
Terlebih saat ini, paparan subvarian omicron BA.2 atau disebut juga 'omicron siluman' makin menyebar luas. Para ahli kesehatan menyebutkan kalau BA.2 lebih cepat menular dibandingkan varian omicron yang asli.
Akibat kondisi tersebut, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan subvarian omicron BA.2 menjadi variant of concern (VoC), kata Fox News.
Selain lebih cepat menular, omicron siluman itu juga memiliki mutasi genetik yang sulit dibedakan dari varian delta apabila dilakukan tes PCR, menurut American Medical Association.
Menurut pernyataan WHO baru-baru ini tentang subvarian, penelitian mengevaluasi risiko infeksi ulang antara BA.2 dengan BA.1. Ditemukan bahwa infeksi ulang omicron siluman setelah infeksi BA.1 telah didokumentasikan. Tetapi, data awal dari tingkat populasi studi reinfeksi menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi BA.1 memiliki perlindungan lebih kuat terhadap reinfeksi dengan BA.2.
Laporan WHO juga mengatakan bahwa data laboratorium awal dari Jepang yang menggunakan model hewan tanpa kekebalan terhadap SARS-CoV-2 menunjukkan bahwa BA.2 dapat menyebabkan penyakit lebih parah pada hamster dibandingkan dengan infeksi BA.1.
Data pada manusia tentang keparahan klinis yang dikumpulkan dari Afrika Selatan, Denmark, dan Inggris, di mana terdapat tingkat kekebalan yang tinggi dari vaksinasi atau infeksi alami, ditemukan tidak ada perbedaan yang dilaporkan dalam tingkat keparahan antara BA.2 dan BA.1.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar