Suara.com - Salah satu gejala awal kadar gula darah tinggi pada penderita diabetes tipe 2 adalah polifagia, yakni nafsu makan yang meningkat.
Polifagia adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan rasa lapar berlebihan atau nafsu makan yang meningkat.
Saat seseorang melakukan aktivitas berat, seperti olahraga. Maka, sangat wajar bila mereka merasa mudah lapar.
Pada sebagian orang, keinginan makan yang berlebihan ini juga bisa dikaitkan dengan depresi dan perasaan stres.
Tapi, polifagia merupakan salah satu dari 3 tanda utama diabetes yang sama dengan 2 gejala lainnya, yakni rasa haus yang meningkat dan buang air kecil lebih sering.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, cobalah untuk konsultasikan dengan dokter. Orang yang menderita diabetes tipe 2 tidak bisa memperoleh energi yang mereka butuhkan dari makanan.
Karena dilansir dari Express, penderita diabetes resisten terhadap insulin atau tidak bisa memproduksi cukup hormon insulin.
Insulin diperlukan untuk memungkinkan glukosa, yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dan masuk ke dalam sel-sel tubuh.
Sebaliknya, glukosa terus mengapung di aliran darah dan berkontribusi terhadap gula darah tinggi.
Baca Juga: Dewa 19 Batal Konser Alasan Omicron, Ahmad Dhani Sindir Warga Bandung yang Tak Pakai Masker
Karena sel tidak bisa mendapatkan glukosa yang mereka butuhkan untuk energi, tubuh memicu rasa lapar supaya mendapatkan energi yang dibutuhkan dari makanan.
Namun, siklusnya akan berlanjut ketika Anda menderita diabetes. Tak peduli berapa banyak Anda makan, Anda akan tetap merasa lapar.
NHS menyoroti lebih banyak gejala diabetes tipe 2, antara lain:
- Penglihatan kabur
- Luka yang sulit sembuh
- Gatal di sekitar alat kelamin
- Berat badan turun tanpa alasan
- Kelelahan
Diabetes dianggap sebagai "kondisi seumur hidup" yang memerlukan pemeriksaan medis rutin.
Karena kondisi ini dapat menyebabkan penyakit jantung, kerusakan saraf, kehilangan penglihatan, dan masalah dengan ginjal sangat diperlukan.
Konsultasi dengan dokter bisa membantu mendeteksi diabetes tipe 2 melalui diagnosis sampel darah dan urine.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra