Suara.com - Klaim yang menyebut semakin sering ibu menyusui semakin banyak pula jumlah air susu ibu (ASI) yang diproduksi rupanya bukan mitos atau omong kosong.
Menurut dokter anak dan konselor laktasi yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Citra Amelinda, SpA, IBCLC, MKes, ibu tidak perlu menunggu hingga keluar ASI untuk mulai menyusui bayi yang baru lahir.
"Susui dulu bayi, nanti ASI-nya akan tambah banyak, bukan menunggu ASI keluar baru menyusui. Semakin sering disusui, akan semakin banyak (ASI) yang diproduksi," kata Citra.
Citra menjelaskan, ada dua hormon yang berpengaruh besar terhadap aktivitas menyusui yakni hormon prolactin yang berfungsi untuk memproduksi ASI dan hormon oxytocin yang berfungsi untuk mengeluarkan ASI dengan lancar.
Kedua hormon tersebut, kata Citra, sebenarnya sudah ada sejak kehamilan namun belum bekerja secara optimal. Kemudian saat melahirkan, barulah kedua hormon tersebut mulai bekerja.
"Begitu melahirkan, hormon kehamilan drop dan langsung ditukar oleh hormon menyusui. Tapi, ganti shift hormon ini pelan-pelan. Hari-hari pertama meskipun belum ada ASI-nya tetap disusui, karena dengan proses si bayi menjilat puting ibunya akan merangsang sinyal ke otak agar hormon menyusuinya lancar dan ASI dikeluarkan," ujar Citra.
Citra melanjutkan bahwa satu bulan pertama merupakan masa-masa yang sangat penting untuk memastikan produksi ASI lancar. Rata-rata, Citra mengatakan, produksi ASI biasanya mulai lancar di minggu ketiga.
"Tidak usah memikirkan pumping dulu kalau belum lancar. Artinya, ASI itu layaknya mata air. Kita pastikan mata airnya lancar dulu. Kalau ada kesulitan menyusui atau sakit saat menyusui, segera konsultasi. Itu akan lebih mudah diatasi di satu bulan pertama," tutur Citra.
"Kalau sudah lancar, produksi ASI-nya rata-rata antara 750 sampai 900 mililiter per hari. Bulan satu, dua, tiga, itu enggak beda jauh," imbuhnya.
Baca Juga: Benarkah Semakin Besar Ukuran Payudara Maka Produksi ASI Akan Semakin Banyak?
Citra juga menjelaskan bahwa ukuran payudara ibu tidak menentukan kapasitas ASI. Pasalnya, di dalam payudara terdapat dua jaringan yakni jaringan lemak dan jaringan kantung ASI.
Selain itu, kata Citra, ASI yang baik bukanlah ASI yang semakin putih dan kental karena setiap ibu menghasilkan ASI dengan kandungan yang tidak sama persis dengan ibu lainnya. Bahkan, ASI yang diproduksi seorang ibu saat pagi dan malam hari juga bisa berbeda.
"ASI itu dibuatnya sesuai dengan kebutuhan anaknya. Yang penting itu bukan yang semakin kental semakin baik, tapi ASI-nya lancar dan berat badan anak cukup dan sesuai," ujar Citra. [ANTARA]
Berita Terkait
-
7 Rekomendasi Skincare untuk Busui, Ada Anti Aging dan Mencerahkan Kulit
-
ASI Itu Bodyguard, Vaksin Itu Sniper: Kenapa Bayi Butuh Dua-duanya, Bukan Cuma Salah Satunya!
-
CEK FAKTA: Benarkah ASI Bisa Menggantikan Imunisasi Campak dan Polio?
-
Tekanan Sosial hingga Luka Menyusui: Tantangan di Balik Rendahnya Angka ASI Eksklusif
-
Momen Mpok Alpa Tetap Berikan ASI Eksklusif untuk Anak Meski Idap Kanker
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!