Suara.com - Ketika seorang perempuan hamil, ia berhenti mengalami ovulasi, atau proses pelepasan telur matang dari dalam rahim yang siap dibuahi oleh sperma. Tapi, pada beberapa kasus langka, ovulasi bisa tetap terjadi saat perempuan hamil. Dan jika sel telur berhasil dibuahi, ia pun bisa hamil lagi meski dalam keadaan sedang hamil.
Dilansir dari Parenting Firstcry, fenomena ini dinamakan superfetasi, atau kerap disevut kehamilan ganda, yaitu di mana lebih dari satu janin tumbuh di dalam rahim, namun masing-masing janin ini dibuahi secara terpisah dan dalam jangka waktu yang berbeda pula.
Superfetasi membuat seorang ibu ibarat hamil bayi kembar, dengan usia kehamilan yang berbeda, dan terkadang bahkan tanggal lahir yang berbeda. Jadi, ketika bayi dilahirkan (umumnya dilahirkan lewat operasi caesar), bayi akan memiliki berat, tinggi, dan bahkan golongan darah yang berbeda.
Fenomena superfetasi sangat umum terjadi pada hewan, Superfetasi juga dapat terjadi di antara hewan. seperti tikus, kanguru, kelinci, kucing, dan domba.
Pada manusia, kasus superfetasi sangat jarang terjadi. Meski begitu, tak menampik kemungkinan ada kasus superfetasi yang tidak diketahui dan salah didiagnosis sebagai kasus kehamilan kembar biasa.
Dilansir dari Bright Side, salah satu kasus superfetasi terjadi di Australia pada seorang wanita bernama Kate Hill. Ia hamil dua kali dalam jarak waktu 10 hari. Kate melahirkan 2 bayi perempuan - Charlotte dan Olivia, yang telah diklasifikasikan sebagai kembar. Meski lahir di hari yang sama, namun kedua bayi tersebut memiliki perbedaan waktu konsepsi 10 hari, sehingga keduanya memiliki ukuran, berat, dan perkembangan yang berbeda.
Yang perlu Anda tahu, superfetasi berbeda dari kehamilan kembar biasa. Pada kehamilan kembar biasa, satu atau lebih telur dari siklus menstruasi yang sama dibuahi oleh sperma, dan terbentuk dua atau lebih janin yang hidup dan berkembang dalam waktu yang sama.
Sedangkan superfetasi terjadi ketika dua telur yang berasal dari siklus menstruasi yang berbeda dibuahi dan berkembang di dalam rahim pada waktu yang berbeda pula. Akibatnya, ada perbedaan dalam kematangan janin, karena mereka telah dibuahi pada minggu atau bulan yang berbeda.
Baca Juga: Jenis Kelamin Bayinya Belum Ketahuan, Ria Ricis dan Teuku Ryan Penasaran
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia