Suara.com - Bruce Willis memutuskan berhenti akting setelah didiagnosis menderita afasia. Menurut pihak keluarga yang membuat penyataan, ini adalah keputusan yang paling tepat dengan banyak pertimbangan.
Afasia yang menyerang Bruce Willis adalah penyakit yang memengaruhi kemampuan kognitif. Afasia terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan dengan bahasa dan bicara.
Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pada sisi kiri otak, misalnya terjadi setelah stroke.
Afsia adalah kondisi yang mempengaruhi sekitar 2 juta orang Amerika dan lebih umum daripada penyakit parkinson, cerebral palsy atau distrofi otot.
Hampir 180.000 orang Amerika mengalami gangguan ini setiap tahun. Namun, kebanyakan orang belum pernah mendengarnya.
Kemungkinan seseorang dengan afasia bisa kembali aktif dalam pekerjaannya hanya 50:50. Hal itu karena sebagian besar pekerjaan membutuhkan keterampilan bicara dan bahasa.
Afasia bisa membuat beberapa jenis pekerjaan menjadi sulit. Orang dengan afasia ringan atau sedang terkadang masih bisa bekerja, tetapi mereka mungkin harus memilih pekerjaan lain.
Jika gejala afasia berlangsung lebih lama drai 2 hingga 3 bulan setelah stroke, pemulihan total tidak mungkin terjadi.
Tapi dilansir dari Aphasia, penting untuk dicatat bahwa beberapa orang terus meningkat selama beberapa tahun dan bahkan beberapa dekade.
Baca Juga: Selain Menginfeksi Mata, Virus Corona Covid-19 Bisa Bereplikasi di Retina
Pemulihan ini membutuhkan proses lambat yang biasanya melibatkan beberapa hal, seperti membantu individu dan keluarga memahami sifat afasia, serta belajar strategi kompensasi untuk berkomunikasi.
Namun, afasia tidak akan mempengaruhi kecerdasan seseorang. Orang dengan afasia hanya mengalami kesulitan mengingat kata-kata dan nama.
Sedangkan, kecerdasan orang tersebut tetap masih utuh. Meski begitu, afasia tidak seperti penyakit alzheimer.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat