Suara.com - Data menunjukkan bahwa setidaknya ada satu orang meninggal akibat bunuh diri setiap 40 detik. Orang dengan gangguan mental dan kelompok rentan terkena diskriminasi merupakan yang paling berisiko.
Namun, menurut The Conversation, ada satu kelompok paling berisiko yang masih sangat diabaikan yakni orang-orang autis.
Studi menemukan bahwa orang autis enam kali lebih mungkin mencoba bunuh diri dan tujuh kali lebih berisiko meninggal karena tindakan tersebut.
Bahkan, risiko kematian akibat bunuh dini lebih besar di antara orang autis tanpa cacat intelektual. Risiko terbesar dialami wanita autis, yang 13 kali lebih mungkin bunuh diri daripada wanita yang tidak autis.
Tidak sepenuhnya jelas alasan pengidap autisme berisiko lebih tinggi memiliki pemikiran dan perilaku bunuh diri, meski kemungkinan ada sejumlah faktor yang berperan.
Misalnya, pengalaman masa kecil yang buruk seperti bullying. Ini telah dikaitkan dengan pikiran dan perilaku bunuh diri, bahkan tidak pada penderita autisme.
Pada pengidap yang sudah dewasa, masalah seperti kesepian, kesulitan dalam bersosialisasi dan komunikasi, merasa menjadi beban orang lain, dan kurangnya dukungan, menjadi beberapa pendorong.
Meski beberapa faktor risiko ini lebih cenderung terjadi pada pengidap jenis autisme tertentu, seperti terlalu fokus pada pemikiran atau perilaku tertentu, tetap ada banyak faktor sosial, politik, budaya, yang juga berperan.
Contohnya, saat pengidap autisme merasa dikucilkan atau merasa tidak diterima masyarakat.
Baca Juga: Gagal Perkosa Pembelinya, Penjaga Warkop di Bekasi Berusaha Bunuh Diri
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!