Suara.com - Sebuah analisis dari Kelompok Kerja Lingkungan yang berbasis di Washington DC menunjukkan bahwa stroberi, bayam, dan sayuran hijau menduduki peringkat tertinggi dalam daftar produk tercemar pestisida.
Dalam daftar 'The Dirty Dozen', terdapat 12 buah dan sayuran yang telah dinilai tetap terkontaminasi pestisida meski sudah dicuci dan kulitnya dikupas.
Daftar tersebut diperbarui setiap tahun sebagai bagian dari EWG's Shopper's Guide, berdasarkan pengujian oleh Departemen Pertanian dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (USDA).
Hampir 70% produk non-organik yang diuji memiliki residu pestisida yang dapat dideteksi, namun biasanya masih pada batas yang legal.
Namun hanya karena pestisida legal, tidak berarti aman, lapor Insider.
Stroberi dinilai sebagai buah yang paling terkontaminasi, diikuti oleh bayam di urutan kedua, dan kangkung serta sawi di bawahnya.
Sisa dari Dirty Dozen termasuk nektarin, apel, anggur, paprika, ceri, persik, pir, seledri, dan tomat.
Sementara itu, ada juga buah dan sayuran yang termasuk ke dalam 'The Clean Fifteen', yang mana tingkat residu peptisida sangat rendah dan sebanyak 70% sampel benar-benar bebas peptisida.
Bawang, pepaya, dan kacang adalah yang berikutnya, diikuti oleh asparagus, melon, kiwi, dan kol.
Jamur, melon, mangga, semangka, dan ubi jalar juga masuk daftar produk yang paling tidak terkontaminasi pestisida.
Sejak daftar tahun lalu, EWG menghapus brokoli, kembang kol, dan terong dari Clean Fifteen. Bukan karena kontaminan baru, tetapi karena belum diuji selama enam tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi