Suara.com - Hong Kong melaporkan peningkatan jumlah anak-anak yang telah pulih dari virus corona Covid-19, tetapi menderita sindrom yang menyebabkan peradangan di berbagai bagian tubuh.
Para ahli medis telah memperingatkan semua orangtua untuk memvaksinasi anak-anaknya guna mencegah peradangan akibat virus corona Covid-19.
Hal ini terungkap ketika para ahli menemukan virus corona Covid-19 adalah penyebab langsung dari setidaknya 3 di antara 8 kematian anak-anak pada gelombang infeksi virus corona Covid-19 kelima.
"Jumlah yang terus meningkat ini tidak bolah diabaikan, karena cukup mengkhawatirkan," kata Dr Mike Kwan Yat-wah, konsultan di unit penyakit menular pediatrik Rumah Sakit Princess Margaret dikutip dari SCMP.
Sementara Multisystem Inflammatory Syndrome (MIS-C) yang terkait virus corona Covid-19 tidak menyebabkan kematian di wilayah itu, para ahli mengatakan kematian terkait telah dicatat di Inggris dan Amerika Serikat.
Sejauh ini, para ahli lokal telah mengidentifikasi 13 anak berusia 3-11 tahun, yang mana 8 orang laki-laki dan 5 orang perempuan di Hong Kong telah didiagnosis dengan sindrom tersebut.
Sebelumnya, hanya seorang anak laki-laki Rusia berusia 10 tahun yang didiagnosis dengan sindrom tersebut di Hong Kong selama gelombang kedua pada tahun 2020.
Di antara 11 kasus yang diperiksa Kwan secara mendetail, semuanya telah pulih dari virus corona Covid-19 dan tidak memiliki penyakit kronis lainnya. Tujuh di antaranya juga membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit setelah didiagnosis MIS-C.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS, MIS-C adalah suatu kondisi di mana berbagai bagian tubuh, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau organ pencernaan bisa meradang.
Baca Juga: Temuan Baru, Panjang Jari Bisa Prediksi Tingkat Keparahan Infeksi Virus Corona Covid-19
Para ilmuwan tidak mengetahui penyebab penyakit ini, tetapi banyak anak yang menderita sindrom tersebut memiliki virus corona Covid-19.
Kwan mengatakan anak-anak dengan MIS-C sering menderita demam tinggi yang berkelanjutan, ruam kulit, mata merah, diare dan tekanan darah rendah dua hingga lima minggu setelah pulih dari virus corona.
Gejala lain termasuk gagal jantung, limfadenopati, bibir pecah-pecah dan lidah stroberi.
"Kami mengimbau para orang tua untuk mewaspadai semua gejala tersebut setelah anaknya sembuh dari Covid-19 dan segera mencari pertolongan medis," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara