Suara.com - Orang dengan riwayat tekanan darah tinggi sering kali dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam. Kebanyakan orang mungkin biasa mengonsumsi garam dapur yang mengandung natrium klorida.
Tetapi pada beberapa kasus, meski seseorang mengalami tekanan darah tinggi, bisa jadi kadar natrium dalam tubuhnya terlalu rendah atau kurang dari 135 mmol/l.
Kondisi terdebut disebut dengan hiponatremia, terjadi jika natrium banyak dikeluarkan atau jumlah air yang diserap tubuh meningkat.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Prof. dr. Zubairi Djurban, Sp.PD menjelaskan, seseorang yang mengalami hiponatremia bisa mengalami pingsan dan menyebabkan cairan di sirkulasi darah encer.
"Untuk menormalkan konsentrasi natrium, cairan akan pindah dari pembuluh darah ke sel-sel tubuh. Makin rendah kadar natrium, makin banyak cairan yang pindah," jelasnya, dikutip dari tulisannya di Twitter pribadinya, Minggu (10/4/2022).
Prof. Zubairi menambahkan, tekanan darah tinggi bisa disebabkan banyak faktor bukan hanya karena terlalu banyak konsumsi garam. Pasien dengan tekanan darah tinggi tapi mengalami hiponatremia justru memerlukan asupan garam tambahan.
"Hiponatremia itu kondisi khusus seseorang yang memerlukan tambahan asupan garam dari luar," jelasnya.
Namun bukan memberikan garam dapur yang biasa digunakan untuk memasak. Tambahan asupan natrium itu bisa diberikan melalui kapsul NaCl atau natrium klorida. Termasuk membatasi minum, cukup 1–1,5 liter per hari.
Banyaknya air di dalam tubuh diatur dengan mekanisme haus dan pengeluaran hormon tertentu, seperti antidiuretic hormone atau ADH.
Baca Juga: Acha Septriasa Ternyata Hanya Punya Satu Ginjal, Bisakah Berfungsi Normal?
Prof. Zubairi melanjutkan bahwa pengaturan keseimbangan natrium utamanya dilakukan oleh ginjal dan dipengaruhi kerja jantung juga tekanan darah.
Peningkatan pengeluaran hormon ADH tersebut menyebabkan air banyak diserap di ginjal dan yang dikeluarkan melalui urin jadi berkurang.
Pengaturan keseimbangan natrium akan lebih berat bila disertai penyakit jantung dan ginjal. Hiponatremia juga dapat terjadi jika natrium dikeluarkan secara berlebihan melalui muntah, diare, dan pemberian obat pelancar kencing (diuretika).
"Sekitar 60 persen hiponatremia pada orang tua disebabkan gangguan pengeluaran hormon ADH. Gangguan ini sebagian terjadi akibat penyakit tertentu. Seperti kanker, alzheimer, dan diabetes atau penggunaan obat-obatan diuretik, antirematik, antidepresi, karbamazepin, dan klorpropamid," paparnya.
Kondisi hiponatremia bisa menjadi fatal apabila terjadi di jaringan otak. Cairan yang menumpuk akan sebabkan sel-sel otak bengkak. Akibatnya timbul gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, dan mengantuk.
"Jika makin berat, dapat terjadi penurunan kesadaran, pingsan sampai koma," pungkas Prof Zubairi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan