Suara.com - Pelecehan dalam hubungan ternyata relatif umum. Data menunjukkan satu dari empat wanita dan hampir satu dari 10 pria mengalami pelecehan dari pasangan.
Ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, seperti pelecehan fisik, emosional, finansial, dan seksual. Apa pun bentuknya, pelecehan bisa sangat berbahaya dan bisa berdampak pada psikis.
Namun sayangnya, tidak semua orang mudah mendeteksi mana yang pelecehan dan bukan.
Berdasarkan Insider, berikut 5 tanda pelecehan dalam hubungan:
1. Mengancam dengan kekerasan
"Bila pasangan mengancammu, ini bisa menjadi tanda bahaya dari kekerasan fisik di masa depan," jelas terapis JaQuinda Jackson.
Ancaman bisa berupa:
- Mengancam untuk menyakiti, bahkan dalam konteks 'gurauan'.
- Menunjukkan senjata atau mengarahkannya pada mu
- Mengancam untuk menyakiti kelurga atau orang yang kamu cintai
- Mengancam untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri
- Menyakiti atau mengancam akan menyakiti hewan peliharaan
Walau mereka tidak pernah sungguh-sungguh bertindak, ancaman juga merupakan bentuk pelecehan emosional.
"Ancaman dapat meningkatkan kecemasan, paranoia, kemampuan seseorang untuk berpikir dan berfungsi dengan baik," sambung Jackson.
Baca Juga: 5 Hal yang Tak Kalah Menyakitkan dari Perselingkuhan dalam Hubungan Asmara
2. Mengontrol perilaku
Seorang perilaku kekerasan mungkin mencoba mengendalikanmu dengan membatasi ruang gerak, seperti tidak boleh meninggalkan rumah hingga memantau aktivitasmu.
Bisa dimulai dari hal kecil, seperti terus-menerus menelepon atau mengirim chat.
Beberapa perilaku pengendalian yang perlu diwaspadai meliputi:
- Bersikeras membaca semua pesan atau melihat daftar telepon
- Datang tanpa pemberitahuan di mana pun kamu berada
- Bersikeras melihat pengeluaranmu
- Melarangmu untuk berbicara dengan teman atau rekan kerja
- Marah jika kamu membuat keputusan tanpa izin dari mereka
3. Menghina
"Jika pasangan mulai menghina, mengeluarkan ucapan kotor, mengata-ngatai, itu menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap korban dan menunjukkan pelaku merendahkan korban," kata profesor di Universitas Syracuse, Jennifer Genovese.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan