Suara.com - Menurunnya cakupan imunisasi akibat pandemi COVID-19 perlu menjadi perhatian bersama. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting untuk membantu meningkatkan cakupan imunisasi.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO menjelaskan unsur pentahelix yang mencakup pemerintah, pihak swasta, akademisi, organisasi kemasyarakatan, dan media, Imran mengatakan pihaknya mengembangkan pendekatan yang menyasar pada kelompok ibu hamil dan ibu dengan bayi atau balita.
Pendekatan tersebut, lanjut Imran, mengadaptasi konsep dengan slogan "Aku tahu, Aku mau, dan Aku mampu" yang sebelumnya telah digunakan untuk mempromosikan berbagai program kesehatan lainnya.
Untuk konsep "Aku tahu", kata Imran, berarti mendorong agar kelompok sasaran menggali dan memperbanyak informasi serta pengetahuan yang berasal dari sumber terpercaya, seperti akademisi dan ilmuwan.
"Dalam survei kami mengenai sumber informasi, para akademisi dan ilmuwan itu yang paling dipercaya masyarakat. Tinggal nanti ditingkatkan keterpaparannya," ujar Imran dikutip dari ANTARA, Senin (18/4/2022).
Setelah memiliki kesadaran mengenai pengetahuan, selanjutnya kelompok sasaran akan diarahkan untuk mengimplementasikan konsep "Aku mau" yang berarti merujuk pada tingkatan aksi dalam mengakses layanan kesehatan di sekitar tempat tinggal.
"Konsep 'Aku tahu, Aku mau', itu adalah konsep yang harus membutuhkan, bukan sesuatu yang diberikan atau dipaksa. Kalau membutuhkan, dia pasti akan mencari akses untuk ke Posyandu, mau mendapatkan imunisasi," kata Imran.
Konsep terakhir, yaitu "Aku mampu", bertujuan agar kelompok sasaran dapat memiliki kemampuan dalam mengajak orang-orang terdekat agar mau datang ke Posyandu untuk melengkapi imunisasi anak-anaknya.
Menurut catatan Kementerian Kesehatan dan UNICEF, sebanyak 84 persen dari fasilitas pelayanan kesehatan imunisasi anak di Indonesia terdampak COVID-19.
Baca Juga: Menkes Budi Gunadi: Hampir 400 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Diberikan Kepada Masyarakat
Imran mengatakan bahwa kondisi tersebut berdampak pada cakupan imunisasi dasar. Menurut data Kemenkes, capaian imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4 persen dari target 79,1 persen per Oktober 2021.
Imran menambahkan pihaknya juga sempat melakukan kunjungan ke beberapa posyandu dan mendapati banyak posyandu yang melakukan modifikasi pelayanan seperti melalui daring atau membatasi jumlah kunjungan untuk menghindari kerumunan selama pandemi.
"Mudah-mudahan kalau pandemi sudah turun, posyandu kita bisa aktif lagi makin banyak dan imunisasi dasar lengkap menjadi dapat meningkatkan capaian cakupannya," katanya.
Berita Terkait
-
Lowongan Kerja Kemenkes Oktober 2025: Ini Jadwal, Posisi, Syarat dan Cara Daftarnya
-
Buntut Olok-olok di Grup Chat, Mahasiswa FK Unud Pembully Timothy Anugerah Tak Bisa Ikut Koas!
-
Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo, Kinerja Kemenkes hingga BGN Dinilai Layak Dievaluasi
-
Kisah Ibu Tunggal Anak Meninggal akibat Difteri Lupa Imunisasi, Dihantui Penyesalan!
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara